Petani Penggarap Lahan Rawa Merasa Cemas

Petani Penggarap Lahan Rawa Merasa Cemas

KORANBERNAS.ID, KLATEN—Petani yang menggarap lahan rawa di Desa Katekan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten merasa cemas. Pasalnya, tanaman padi dan palawija yang baru saja mereka tanam, sewaktu-waktu bisa rusak diterjang banjir.

Karenanya, sebelum memutuskan untuk menanam, petani harus pintar-pintar membaca kondisi cuaca dan membuat saluran di pinggir sawah, agar jika hujan turun tidak ada genangan air.

“Daerah sini semuanya rawa. Dulunya hanya ditanami sayuran kangkung dan rumput untuk pakan ternak. Tapi beberapa tahun terakhir, sudah dijadikan sawah yang ditanami padi dan palawija,”kata Painah, salah seorang petani penggarap di kawasan rawa Desa Katekan, Senin (20/1/2020).

Warga Dusun Gedang Prambanan Sleman itu menjelaskan, dirinya menggarap lahan di kawasan seluas satu patok, dan ditanami padi yang kini berumur sebulan.

Dia berharap tanaman padi jenis IR 64 itu bisa dipanen diusia 90 hari hingga 95 hari, meski musim hujan rutin mengguyur.

Biasanya kata dia, jika hujan deras turun, air akan menggenang di lahan pertanian. Dan yang sangat dikhawatirkan adalah luberan dari kali, yang bisa merendam tanaman padi. Genangan air bisa setinggi satu meter, sehingga bisa mengakibatkan gagal panen.

Pada musim tanam sebelumnya, kata dia, para petani bisa bernafas lega karena ancaman banjir tidak ada akibat musim kemarau cukup panjang.

Senada dikemukakan Slamet, petani penggarap rawa lainnya. Dia yang kini memilih menanam sayur-sayuran di sebelah barat jalan, tetap dihantui rawa khawatir jika sewaktu-waktu hujan deras turun yang berakibat pada tergenangnya tanaman sawi yang baru saja dia tanam.

“Rasa khawatir tetap ada. Tapi mudah-mudahan tidak terjadi banjir. Apalagi sekarang ini harga sayur lagi bagus,” ujarnya.

Tugiyo, warga Desa Katekan menjelaskan kawasan rawa yang berada di pinggir jalan menuju Sendang Sriningsih, hingga jalan ke arah Kantor Desa Katekan, memang daerah langganan banjir setiap musim hujan.

Bahkan genangan air cukup tinggi hingga merusak tanaman yang ada di sana. (SM)