Petani Layak Disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Petani Layak Disebut Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Diskusi pertanian di Resto Omah Daren Donokerto Turi Sleman, Minggu (7/5/2023). (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Selama ini gelar pahlawan tanpa tanda jasa hanya disematkan kepada guru. Ternyata, petani pun layak menyandang gelar serupa. Selain petani merupakan profesi yang mulia, mereka juga berjasa menjaga keberlangsungan kehidupan bangsa dan negara.

Ajakan serta dukungan untuk memuliakan profesi petani itu mencuat tatkala berlangsung diskusi, rangkaian dari acara Pengukuhan DPC dan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Pemuda Tani Indonesia Provinsi DIY, Minggu (7/5/2023), di Resto Omah Daren Donokerto Turi Sleman.

Empat narasumber yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto, Sekjen DPP Pemuda Tani Indonesia, Suroyo Jr, Ketua Dewan Pakar Pemuda Tani Indonesia, Bayu Dwi Apri Nugroho maupun Juara 1 Nasional Duta Pemuda Tani Indonesia asal Sleman, Janu Muhammad, sepakat dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa itu.

Di hadapan peserta diskusi terdiri dari pengurus dan anggota Pemuda Tani Indonesia se-DIY, Sugeng Purwanto mengakui tidak sedikit pemuda yang menekuni pertanian memiliki penghasilan besar bahkan melebihi gaji kepala dinas.

“Kenapa pemuda dan petani milenial lebih sukses? Karena mereka menguasai teknologi informasi, memiliki jejaring dan keberanian,” ujarnya.

Tahun 2021, lanjut dia, pihaknya berhasil membentuk 1.000 petani milenial. Seluruh profilnya sudah diserahkan ke Gubernur DIY pada 2022.

Akhir 2023 targetnya bertambah menjadi 3.000 petani milenial. Sebagian dari mereka memiliki omzet miliaran rupiah. Artinya, masa depan pertanian DIY memang berada di tangan generasi muda.

Begitu pentingnya pertanian, menurut Sugeng, ibarat gunung boleh meletus dan gempa boleh terjadi, tetapi satu yang tidak boleh dan harus dihindari yaitu bencana kelaparan.

Suroyo Jr menambahkan inilah saatnya menggerakkan generasi muda agar lebih mencinta pertanian mengingat sektor ini merupakan harapan masa depan.

Dia sepakat, perlu keberanian untuk memulai usaha pertanian. Berbekal kemampuannya, Pemuda Tani harus siap berkarya di sektor pertanian.

Sedangkan Bayu Dwi Apri Nugroho menyampaikan salah satu cara menarik minat pemuda supaya mencintai pertanian adalah melalui teknologi termasuk penggunaan drone untuk pemetaan lahan maupun pertumbuhan tanaman. “Itu yang akan menarik anak muda untuk bertani, bukan dengan cara konvensional,” ujarnya.

Sependapat, Janu Muhammad menyatakan apabila ingin menjadi petani sukses maka tidak perlu lagi menunggu waktu. “Saat ini juga, mulai dari sekarang,” pintanya.

Dalam kesempatan itu, Ketua DPD Pemuda Tani Indonesia Provinsi DIY, Anton Prabu Semendawai, menyatakan sudah banyak inovasi teknologi pertanian yang dihasilkan Pemuda Tani.

Semua itu butuh dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah, termasuk dukungan pendanaan dari bank pelat merah. (*)