Pemkab Sleman Berkomitmen Melestarikan Hoya, Tanaman yang Digemari di Berbagai Belahan Dunia
Tanaman hoya dari Indonesia diakui bagus kualitasnya.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman berkomitmen melindungi dan melestarikan varietas tanaman lokal. Salah satunya adalah Hoya, tanaman yang digemari di berbagai belahan dunia.
“Selain sebagai tanaman hias, Hoya juga bisa digunakan sebagai tanaman obat serta penyerap polutan,” ungkap Ir Suparmono MM, Asisten I Sekda Sleman, Kamis (16/1/2025), di kantornya.
Sebagai bukti nyata, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman bersama Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah berhasil mendaftarkan sepuluh varietas Hoya Sleman secara nasional.
Penyerahan Sertifikat Tanda Daftar Tanaman Hoya Lokal Kabupaten Sleman dan Peluncuran Buku Hoya Sleman dilaksanakan di Pakem, Jumat (10/1/2025) silam.
Kekayaan hayati
“Upaya ini membuktikan komitmen kita dalam menyelamatkan kekayaan hayati, mencegah pencurian kekayaan alam dan memperkuat pencatatan serta dokumen varietas. Kami berharap Hoya dapat menjadi ikon ekowisata yang mendorong ekonomi lokal Sleman,” kata Suparmono.
Suparmono yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3 Sleman menyampaikan apresiasi atas proses cepat pendaftaran varietas yang hanya memakan waktu tiga hari setelah dokumen lengkap dan benar.
“Langkah sertifikasi ini merupakan awal yang baik dalam pendokumentasian kekayaan flora Sleman. Pencatatan ini menjadi modal bagi kami untuk mengembangkan varietas khas Sleman. Daftar varietas yang sudah diserahkan menjadi langkah penting dalam pengembangan lebih lanjut baik dalam penelitian ilmiah, budidaya, pemasaran, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” terangnya.
Ketua Perkumpulan Pecinta Tanaman Hias Indonesia (PPTHI), Hervia Latuconsina, yang juga pelestari Hoya sekaligus pemrakarsa pendaftaran varietasnya menyatakan proses pendaftaran varietas tanaman ini memerlukan penelitian panjang.
Puluhan tahun
“Konservasi tanaman Hoya sudah berlangsung selama puluhan tahun. Tanaman ini ditemukan di hutan kemudian dibudidayakan. Tangkai bunga baru bermunculan setelah 5-10 tahun pemeliharaan, dan saat itu tanaman dapat dideskripsi serta diberi nama,” jelas Hervia.
Tanaman Hoya, sebagai sumber daya genetik spesifik lokasi, memiliki status public domain, sehingga kepemilikannya diakui oleh pemerintah daerah setempat untuk melindungi dari ancaman biopiracy.
Sepuluh jenis Hoya lokal yang telah mendapatkan sertifikat tanda daftar yaitu Hoya Sembada, Asteria Maron Sembada, Cinta Sembada, Jawa Sembada, Sembada Rejo, Eksabinangun, Jenar Kuthuk, Planthaven, Padasan, Suweng Jambon.
lanjut Hervia mengatakan tanaman Hoya merupakan aset bangsa yang sangat berharga, apalagi tanaman Hoya dari Indonesia juga diakui bagus kualitasnya.
Nilai ekonomi
Kepala Pusat PVTPP Kementan, Leli Nuryati menjelaskan Hoya berpotensi besar memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama melalui pengembangan varietasnya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
“Potensi Hoya sangat besar dalam menggerakkan perekonomian. Saat ini kami menunggu pendaftaran 40 varietas hoya lainnya oleh perkumpulan pelestari Hoya yang berbasis di Sleman ini,” jelas Leli Nuryati.
Diluncurkannya buku berjudul Ketika Hoya Berbunga, sebuah karya yang mendokumentasikan perjalanan panjang penelitian, pelestarian dan pendaftaran varietas Hoya di Indonesia, diharapkan menjadi referensi.
Buku itu penting bagi pelaku industri hortikultura, akademisi, hingga masyarakat umum yang ingin memahami lebih dalam tentang potensi dan keunikan Hoya.
Simbol pelestarian
“Buku ini tidak hanya menceritakan proses teknis dan ilmiah, tetapi juga menggambarkan upaya bersama untuk menjadikan Hoya sebagai simbol pelestarian kekayaan hayati dan kebanggaan Indonesia,” ujar Leli Nuryati.
Hoya memiliki nilai penting dalam keanekaragaman hayati di Indonesia karena selain nilai ekologi dan ekonominya tinggi. (*)