Petani di Juwiring Klaten Sedot Air untuk Mengolah Lahan dan Selamatkan Tanamannya

Petani di Juwiring Klaten Sedot Air untuk Mengolah Lahan dan Selamatkan Tanamannya
Sumarto, operator hand tractor di Desa Kwarasan Klaten mengalirkan air dari saluran ke lahan yang akan ditraktor. (masal gurusinga/koranbernas.id)
Petani di Juwiring Klaten Sedot Air untuk Mengolah Lahan dan Selamatkan Tanamannya

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Hujan yang jarang turun dan sebagai tanda datangnya musim kemarau membuat sejumlah petani di beberapa desa di wilayah Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten mulai merasakan dampak kekurangan air. Meski belum terjadi kekeringan, sejumlah petani kebingungan untuk menyelamatkan tanaman padi dari ancaman puso.

Tidak hanya untuk menyelamatkan tanaman padi, untuk mengolah lahan pertanian juga membutuhkan banyak air. Saat ini petani bekerja ekstra keras bagaimana caranya bisa mendapatkan air.

Mereka menyedot air dari sumur dalam atau sumur pantek yang ada di sawah maupun menyedot langsung dari saluran irigasi yang ada airnya menggunakan mesin pompa air.

Petani yang sudah merasakan dampak kekurangan air itu menyebar di Desa Kwarasan, Bulurejo dan Knaiban.

Pengurus Forum Irigasi Kecamatan Juwiring, Martono, menyatakan benar saat ini sejumlah petani sudah merasakan dampak kekurangan air irigasi akibat tidak turun hujan beberapa minggu.

"Kalau kekurangan air, benar. Tapi kekeringan belum. Semuanya bekerja ekstra keras untuk mengantisipasi agar tidak terjadi puso," kata Martono, Kamis (27/4/2023) malam.

Dia menambahkan, meski dampak kekurangan air sudah dirasakan petani namun semuanya masih terkendali. Memang, kata dia, untuk mengolah lahan pertanian membutuhkan banyak air.

Camat Juwiring, Herlambang Jaka Santoso, menjelaskan saat ini di wilayahnya sudah ada Forum Irigasi yang bertugas mengelola air untuk irigasi.

Karena lahan pertanian di wilayah Kecamatan Juwiring cukup luas dengan kondisi yang berbeda-beda maka pembagian air untuk irigasi juga dilakukan dengan sistem jadwal. Jika sewaktu-waktu ada petani yang membutuhkan air  bisa memanfaatkan sumur pantek yang ada di sawah.

Senada dikemukakan Sumarto, operator hand tractor di Desa Kwarasan Kecamatan Juwiring. Kepada koranbernas.id dia menceritakan akibat kekurangan air lahan pertanian yang hendak dia traktor menjadi kering dan sulit diolah. Solusinya, kata dia, sebelum ditraktor lahan itu harus dialiri air dulu.

"Hari ini kebetulan lahan mau ditraktor, tapi tanahnya keras. Harus dialiri dulu dengan menyedot air dari saluran," ujarnya.

Disebutkan, dirinya mulai menyedot air dari saluran irigasi pukul 06:00. Dua mesin pompa air dikerahkan untuk mempercepat air mengalir ke sawah yang ditraktor.

Kepala Desa Kwarasan, Chrisnowati, ditemui di kantornya menyatakan benar saat ini belum ada laporan kekeringan di wilayahnya. Sebab irigasi di wilayahnya sudah dijadwal dan petani juga memiliki sumur pantek. (*)