Eco-enzyme bisa Menyembuhkan PMK pada Hewan
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup (HLH) se-dunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni, Bupati Bantul H Abdul Halim Muslih melakukan panen Eco-enzyme di Bank Sampah Alam Lestari Ceme 2 Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul, Minggu (19/6/2022).
Eco-enzyme merupakan hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan menggunakan gula. Limbah dapur yang diolah adalah yang berupa kulit buah dan sayuran. Pada dasarnya, Eco-enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan kulit buah dan sayuran tadi.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho, Panewu Sanden Deni Ngazis Hartono, Lurah Srigading Prabowo Sugondo, Dukuh Ceme 2 Sugiyo, Ketua Bank Sampah Alam Lestari Slamet serta para aktifis lingkungan hidup se Bantul.
Pegiat relawan Eco enzyme Bantul, M Zulwan menjelaskan, Eco-enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Tujuan dari proyek ini untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya dibuang ke dalam tong sampah menjadi pembersih organik, atau sebagai pupuk alami dan pestisida yang efektif.
Untuk membuatnya menggunakan perbandingan bahan 1:3:10 yakni 100 gram gula merah, 300 gram sampah kulit buah atau sisa sayuran dan 1 liter air. “Lalu dilakukan proses fermentasi selama tiga bulan dan siap dipanen,” katanya.
Cairan ini, lanjut Zulwan, multifungsi. Bisa untuk kesehatan keluarga, mengobati luka, membersihkan lantai, untuk mandi bahkan bisa mengobati Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan.
“Kami baru saja melakukan pengobatan pada hewan yang terkena PMK di wilayah Bantul. Pagi disemprot, sore sudah pulih. Kalau mulut itu sariawan dan kakinya bernanah itu sembuh, mengering,” katanya.
Melihat manfaatnya, maka komunitas Relawan Eco Enzyme Bantul (REB) membagikan gratis bagi masyarakat yang membutuhkan dengan menghubungi kontak 081226210679 atau sekretariat Tegalkrapyak, Panggungharjo, Sewon.
Sementara Bupati Bantul mengatakan, masalah sampah harus menjadi perhatian bersama. Dimulai dari rumah tangga dengan melakukan pemilahan. Antara sampah organik sampah kertas maupun sampah plastik.
”Jadi nanti ada yang bisa digunakan lagi atau daur ulang, bisa diolah menjadi pupuk organik atau seperti hari ini menjadi Eco-ezsyme. Jika dicampur dan hanya langsung dibuang tentu akan menggunung seperti di TPST Piyungan. Jadi ayo mulai pemilahan dari rumah,” kata Bupati. (*)