Kinan Syafiri Penggemar Sepatu Roda yang Pandai Menyanyi
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Satu lagi penyanyi cilik asal Yogyakarta meluncurkan single lagu anak. Dialah Qaira Kamidia Kinanthi Syafiri atau Kinan Syafiri. Single ”Teman Baik” ini diluncurkan pula dalam bentuk video musik ke platform video streaming YouTube pada Sabtu (18/6/2022). Baru 24 jam diluncurkan, Video musik Kinan ini telah ditonton 24.000 lebih pengguna YouTube dan mendapatkan ratusan like.
Selain telah bernyanyi sejak usia 4 tahun, Kinan juga hobi dengan menari dan olahraga sepatu roda. Dari olahraga ini pulalah Kinan bertemu dengan Yunan Helmi, yang pada akhirnya membimbingnya untuk menjadi penyanyi cilik.
Sejak pertemuannya dengan Yunan Helmi (Om Yeha) pada 2021 disalah satu event lomba sepatu roda di Wulan Pari tersebut, Kinan mulai aktif tampil di panggung-panggung Yogyakarta dan sekitarnya bersama Presidenmusikindo yang menaunginya.
Lagu Teman Terbaik ciptaan Yunan Helmi ini bercerita tentang teman dan sahabat yang didalam kondisi senang ataupun sedih selalu ada, bahkan jika mereka terpisah jarak akan tetap saling mengingat. Lagu ini berirama riang gembira sesuai dengan karakter Kinan yang selalu gembira. Lagu ini pula diharapkan mampu membuat anak-anak menjadi ceria.
“Kinan ini mempunyai vibes positif yang luar biasa, begitu saya bikin lagu teman terbaik saya mendapatkan sesuatu yang menarik di diri Kinan. Karakternya yang selalu ceria pas sekali untuk membawakan lagu ini. Karena pada dasarnya setiap menciptakan lagu, saya harus menyesuaikan dengan karakter anak yang akan menyanyikannya,” papar Yunan Helmi, pencipta sekaligus produser musik di Presidenmusikindo saat meluncurkan anak didiknya Kinan Syafiri, Sabtu (18/6/2022) siang.
Industri lagu anak masih menjadi PR besar buat siapa pun di Indonesia. Tidak sedikit bintang atau penyanyi cilik telah diciptakan melalui ajang pencarian bakat di televisi. Banyak pula diantara mereka ini lantas tenggelam setelah kembali ke daerah.
“Lagu anak Indonesia masih digemari anak-anak hingga kini, kita butuh energi yang besar banget dan bersama-sama agar industri anak ini benar-benar bisa bergerak melalui relasi-relasi dan collaborator,” lanjutnya.
Begitu banyak anak berbakat yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, Yunan melanjutkan. Banyak pula diantara anak didiknya ini merupakan jebolan ajang pencarian bakat yang diselenggarakan televisi. Namun sayang, usai ajang tersebut digelar dan anak-anak ini kembali ke kampung halaman, tidak lagi terdengar kemampuan mereka di dunia industri musik.
“Setelah kembali ke daerah masing-masing, mereka ini harus kembali dari nol lagi. Anak-anak ini butuh sesuatu yang lebih karena industrinya belum benar-benar terbangun,” imbuhnya.
“Industri musik anak itu sampai sekarang masih bergerak, dengan tegas saya mengatakan demikian. Cuman perhatiannya itu masih sangat kurang. Padahal industri ini hidup sekali, misalnya kita tidak tidak serta-merta tahu bahwa penyanyi anak-anak itu juga mendapatkan viewer yang tidak kalah dibanding dengan remaja di YouTube,” paparnya.
“Membangun industri ini menjadi pekerjaan kita bersama. Bagaimana kita bisa memunculkan anak baru yang tidak hanya harus dari pusat Kota, tidak harus dari Jakarta. Tetapi saya meyakini anak-anak dari Jogja juga punya potensi yang luar biasa,” tegas pria yang kerap dipanggil om YeHa oleh anak didiknya ini.
“Saya punya harapan besar terhadap industri anak-anak ini yang menurut saya ini benar dalam perspektif tertentu dikesampingkan,” tandasnya.(*)