Pertama Kali di Jogja, 12 Sekolah Ramaikan YPTI Gelar Mastercam Competition

Pertama Kali di Jogja, 12 Sekolah Ramaikan YPTI Gelar Mastercam Competition
Peserta YPTI Mastercam competition siap berlaga. (warjono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Sebanyak 12 peserta dari 12 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Daerah Istimewa Yogyakarta, ikut meramaikan gelaran YPTI Mastercam 2024, di Kantor PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI) di Jalan Cangkringan Tirtomartani, Kalasan Yogyakarta. Selain adu skill, para peserta juga punya kesempatan untuk mendapatkan materi tambahan di luar sekolah, melalui seminar yang digelar mengiringi kompetisi ini.

Rangkaian acara Mastercam Competition dibuka secara resmi oleh Drs Suherman M.Pd mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY. Ikut medampingi Direktur Utama PT YPTI Petrus Tedja Hapsoro, Kamis (15/8/2024).

Dalam sambutannya, Suherman menyambut baik kegiatan ini. Ia menyebut, kegiatan ini akan memperkuat kemitraan antara sekolah dengan industri serta pemerintah.

Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi para siswa SMK untuk terus mengasah skill dan kemampuan, dengan mengacu pada perkembangan di sektor industri.

“Dengan strategi ini, kita berharap sekolah akan makin maju dan berkembang, demikian juga dengan industri. Ini wujud dari industri guna mendukung siswa-siswi SMK semakin berkualitas. Kompetensi kalau tidak dilombakan terasa biasa saja. Tapi ketika dikompetisikan, kita akan tahu sesungguhnya kita berada di level seperti apa. Ini akan membuat kita selalu mawas  diri dan terus melakukan perbaikan,” katanya.

Petrus Tedja Hapsoro menambahkan, PT YPTI yang sekarang genap berusia 25 tahun, bisa berkembang hingga saat ini karena dukungan sekolah-sekolah vokasi. Melalui kegiatan ini, ia berharap keberadaan sekolah-sekolah vokasi akan semakin mengembangkan kualitasnya, sehingga mampu mengembangkan produk teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Memompa semangat para siswa dan guru SMK, Petrus menyebut bahwa Candi Prambanan adalah produk teknologi pada zamannya. Untuk itu, menjadi tantangan bagi sekolah-sekolah vokasi termasuk SMK, untuk terus menempa diri sehingga tetap mampu menjadi yang terdepan dalam karya teknologi.

Drs Suherman bersama Petrus Tedja Hapsoro membuka secara resmi YPTI Mastercam competition. (warjono/koranbernas.id)

“Siswa SMK tidak boleh kalah dengan yang lain atau siswa yang mengambil jalur pendidikan umum. Lulusan sekolah vokasi harus bergengsi. Arti penting kompetisi ini bukan soal menang dan kalah serta hadiahnya. Tapi bagaimana kita terus menyemangati sekolah vokasi dan membranding, bahwa lulusan sekolah vokasi punya arti penting bagi masyarakat dan bangsa, sehingga perlu didukung keberlanjutannya,” kata Petrus.

Sementara, Ketua Panitia Penyelenggara YPTI Mastercam Competition, Yohanes Krisna Johanes Saputra menambahkan, untuk yang pertama ini kompetisi dibuka bagi siswa dan sekolah menengah kejuruan di DIY. Namun ke depan, kegiatan serupa bukan mustahil akan diperluas cakupannya hingga ke Jawa Tengah.

Krisna mengaku prihatin, sebagai Kota Pelajar atau Kota Pendidikan, sekolah-sekolah kejuruan di Yogyakarta belum cukup punya nama pada gelaran LKS tingkat nasional. Kondisi inilah yang mendorong YPTI Bersama pemerintah daerah menggagas dan menginisiasi sebuah kompetisi. Melalui kompetisi ini, diharapkan akan memacu sekolah dan para siswa untuk terus menempa diri menjadi yang terbaik.

“Tanpa ada kompetisi, mereka tidak akan bisa bersaing dan meningkatkan diri,” katanya.

Untuk lombanya, Krisna menjelaskan diawali dengan membuat desain mastercam. Selanjutnya, dari desain ini kemudian akan diteruskan dengan lomba membuat program dan muaranya bisa diaplikasikan pada teknik permesinan.

“Secara keseluruhan berlangsung dua hari. Kita berharap melalui kompetisi ini bisa berkontribusi pada peningkatan pengetahuan dan skill dari para peserta. Sekolah dan industri bisa saling belajar sehingga ada sinkronisasi antara kurikulum sekolah dengan industri,” pungkasnya. (*)