Pernah Disebut Proyek Gagal, Sehari-hari Pasar Pedan Terlihat Sepi
Disebutkan, target pendapatan retribusi Pasar Pedan dalam setahun Rp 120-an juta. Melihat kondisi pasar yang begitu sepi, pihaknya dan pengelola Pasar Pedan berusaha mengoptimalkan pendapatan melalui potensi yang ada
KORANBERNAS.ID, KLATEN--Kondisi Pasar Pedan Klaten yang diresmikan tahun 2010 sangat memprihatikan. Beberapa atap di lantai dua raib dan talang bocor. Bila hujan deras turun, los tergenang air. Tentu saja kondisi itu membuat pedagang tidak nyaman berjualan.
Apalagi, pasca dibangun oleh investor PT DSB (Dewata Solusi Bangun) Bali, bukannya tambah ramai, pasar justru makin sepi. Pasar hanya ramai saat pasaran Wage.
Sedangkan pada hari pasaran selain Wage, terlihat hanya beberapa pedagang yang tetap berjualan di sana. Lantaran sepi pedagang, otomatis pendapatan dari retribusi juga sangat sedikit.
Kepala UPTD Pasar Cawas Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Klaten Aris Muwardi mengatakan, Pasar Pedan hanya ramai saat pasaran Wage. “Selain Wage, pasar sepi dan pedagang yang berjualan juga hanya beberapa saja. Otomatis target pendapatan juga tidak tercapai,” katanya, Selasa (1/7/2025).
Selain di Pasar Pedan, kondisi Pasar Hewan juga sangat sepi. Beberapa hari pasaran, bahkan Pasar Hewan sempat tutup akibat merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak beberapa waktu lalu.
Disebutkan, target pendapatan retribusi Pasar Pedan dalam setahun Rp 120-an juta. Melihat kondisi pasar yang begitu sepi, pihaknya dan pengelola Pasar Pedan berusaha mengoptimalkan pendapatan melalui potensi yang ada.
Terpisah, pengelola Pasar Pedan Cucuk Ihsan mengatakan, jumlah pedagang Pasar Pedan seluruhnya 328 orang, meliputi pedagang kios 56 orang, pedagang pasaran 236 orang dan pedagang harian 36 orang.
Sedangkan potensi pendapatan dari sektor retribusi dasaran, pasar hewan, sampah, parkir dan MCK. Saat ini kondisi MCK juga banyak yang rusak dan tidak diperbaiki pihak investor.
Mantan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Klaten, Sugiharjo Sapto Aji yang kini sudah wafat, sebelumnya pernah menyebutkan bahwa Pasar Pedan dan Pasar Delanggu merupakan proyek gagal.
Kala itu dia menyebut, kedua pasar itu gagal dikelola investor karena pasca dibangun kondisi pasar bukannya ramai, namun sebaliknya menjadi sepi. Pedagang lama kedua pasar itu banyak yang pindah dan berjualan di pasar lain.
Di Pasar Delanggu misalnya, pedagang lama banyak yang pindah dan berjualan di Pasar Ngeseng milik Pemdes Gatak Delanggu dan di Pasar Desa Delanggu milik Pemdes Delanggu. Sedangkan di Pasar Pedan, pedagang lama nanyak yang pindah dan berjualan di Pasar Desa Keden milik Pemdes Keden dan sebagian lagi di Pasar Desa Kedungan.
Banyaknya pedagang lama yang pindah ke pasar lain dan menolak kembali ke pasar yang dibangun investor, menjadikan perolehan retribusi pasar di dua pasar tersebut juga turun.
Terkait kerusakan yang terjadi di dua pasar tersebut masih menjadi tanggung jawab pihak investor. Pasalnya, MoU pengelolaan pasar oleh pihak investor dengan Pemkab Klaten berlangsung selama 25 tahun. (*)