Perlu Edukasi Cegah Antraks, Yuni Astuti: Sebaiknya Pemerintah Beli Hewan Ternak yang Sakit

Perlu Edukasi Cegah Antraks, Yuni Astuti: Sebaiknya Pemerintah Beli Hewan Ternak yang Sakit
Politisi Partai Gerindra, Yuni Astuti. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Antraks yang mewabah di Kabupaten Gunungkidul menyebabkan seorang warga di Kapanewon Semanu meninggal dunia dengan diagnosis suspek penyakit tersebut.

Penularan Antraks ini salah satunya dipicu oleh adanya tradisi Brandu atau Porak di Kabupaten Gunungkidul. Yaitu, tradisi memotong secara paksa hewan ternak baik sapi maupun kambing karena sakit atau mati mendadak.

Daging hewan ternak ini kemudian dijual ke tetangga dengan harga murah atau di bawah standar. Tradisi Brandu dilakukan karena peternak tak ingin rugi hewan ternaknya mati mendadak dan harus dikubur.

Menanggapi hal ini sekaligus sebagai salah satu upaya pencegahan, politisi asal Partai Gerindra, Yuni Astuti, menyarankan sebaiknya pemerintah memberi ganti rugi atau membeli hewan ternak yang sakit karena Antraks.

Pembelian hewan ternak ini bisa menjadi solusi untuk melawan tradisi Brandu tersebut.

"Saya memahami para peternak ini kan sebenarnya tidak ingin rugi karena hewan ternaknya mati. Maka peternak ini lebih memilih menyembelih hewannya dan menjual dagingnya dengan harga murah. Peternak berpikir agar kalau rugi ya tidak rugi bangetlah istilah Jawa-nya eman-eman kalau sapinya dikubur begitu saja," kata Yuni Astuti, Sabtu (8/7/2023).

Menurut dia, ketakutan merugi inilah yang melanggengkan tradisi Brandu. “Saran saya hewan yang ada ciri-ciri sakit karena terkena Antraks ini dibeli pemerintah atau kalau tidak ada anggarannya ya minimal diganti rugi sehingga peternak mau menguburkan hewan ternaknya yang mati karena sakit dan tak lagi melakukan Brandu," ujarnya.

Perempuan yang akan maju sebagai caleg DPR RI Dapil DIY dari Partai Gerindra pada Pemilu 2024 ini menjelaskan selain masalah ganti rugi atau membeli hewan ternak yang sakit, pemerintah juga perlu memberikan edukasi yang baik kepada peternak maupun warga tentang Antraks baik itu gejalanya maupun penularannya. 

“Masyarakat ini harus diedukasi. Kasus Antraks ini kan sebenarnya tidak hanya kali ini saja muncul di Kabupaten Gunungkidul. Edukasi terhadap penyakit Antraks yang baik tentu akan membuat masyarakat lebih waspada dan berhati-hati," urai Yuni Astuti.

Komandan Komando Inti (Koti) Mahatidana Pemuda Pancasila DIY ini menambahkan lewat edukasi yang baik ini pula peternak juga bisa mengetahui bagaimana ciri-ciri hewan ternak yang terkena Antraks sehingga tahu cara menanganinya. Termasuk mengetahui hewan ternak yang terkena Antraks ini berbahaya jika dikonsumsi dagingnya.

"Edukasi yang baik ini bisa sebagai salah satu cara meredam penularan Antraks. Pengetahuan tentang Antraks yang menyeluruh pada peternak maupun warga masyarakat ini membuat mereka mengerti apa yang harus dicegah dan dilakukan untuk menanggulangi penularan Antraks ini," kata Yuni Astuti. (*)