Penyandang Disabilitas Jadi Model Tampil di JEW 2024

Seneng banget sih disuruh jalan di panggung gitu, tapi jujur agak nervous tadi.

Penyandang Disabilitas Jadi Model Tampil di JEW 2024
Disabilitas tampil dengan balutan batik dari Trava Batik dalam JEW 2024 di Galeria Mall, Yogyakarta, Minggu (24/11/2024). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Trava Batik menampilkan sejumlah koleksi perdananya dalam ajang Jogja Ekraf Week (JEW) 2024, Minggu (24/11/2024), di Galeria Mall Yogyakarta.

Pada JEW 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DIY tersebut, Trava Batik turut melibatkan para penyandang disabilitas yang berasal dari Yayasan Sayap IBU (YSI) untuk menjadi model.

Gilang Ahmad Fauzi selaku founder Travelxism, sebuah perusahaan yang menaungi Trava Batik di Yogyakarta, Senin (25/11/2024), menjelaskan pihaknya telah memperoleh pendanaan dari kedutaan Australia dan Inggris untuk mendampingi dan melatih para penyandang disabilitas agar bisa terjun di sektor pariwisata melalui program inclusive tourism.

Selain pada sektor pariwisata, mereka juga turut merambah ke sektor UMKM. Hal ini salah satunya dilakukan dengan melatih para penyandang disabilitas dari Yayasan Sayap Ibu tersebut.

Luar biasa

“Teman-teman dari Yayasan Sayap Ibu sebenarnya merupakan peserta pelatihan kami, lalu mereka juga memiliki produk batik yang luar biasa, lalu kami arahkan karena kita kan juga membangun ekosistem pariwisata di sana termasuk ekraf-nya. Setelah kami latih dan kami dampingi, kami menemukan beberapa potensi yang luar biasa dari teman-teman disabilitas, lalu muncullah ide Trava Batik seperti ini,” ungkapnya.

Chiara Dianindalu sebagai desainer dari koleksi-koleksi produk Trava Batik mengungkapkan, selain menjadi model para penyandang disabilitas juga turut berkontribusi dalam proses produksi Trava Batik.

Tak hanya menyasar isu sosial semata, Trava Batik di bawah naungan Travelxism juga memiliki semangat pada isu lingkungan. Ketika seseorang membeli produk dari Trava Batik, maka telah turut berkontribusi menyumbang penanaman pohon dalam upaya penciptaan lingkungan yang berkelanjutan.

“Jadi memang Trava Batik itu sebenarnya merupakan sebuah kolaborasi ya, antara kita, teman-teman penyandang disabilitas, dan sebenarnya ada pihak lain juga dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI),” jelasnya.

Sangat senang

Proses pembuatan produk di Trava Batik dimulai dari produksi kain oleh para penyandang disabilitas. Setelah produksi kain selesai, dijahit oleh komunitas HWDI. "Desain yang sudah kami rancang," ungkapnya.

Nana, seorang penyandang disabilitas dari YSI mengungkapkan perasaannya sangat senang tatkala ikut dilibatkan dalam acara JEW. “Seneng banget sih disuruh jalan di panggung gitu, tapi jujur agak nervous tadi,” ungkap Nana.

Hal senada juga diutarakan Ardy yang juga merupakan penyandang disabilitas dari YSI. “Ini pengalaman pertamaku, seneng banget,” ucapnya. (*)