FSTVLST Memicu Euforia Massa Saat Tampil di Festival CherryPop 2024

HITS KITSCH bukan sekadar kumpulan lagu melainkan artefak budaya yang menjembatani masa lalu dan masa kini musik Indonesia.

FSTVLST Memicu Euforia Massa Saat Tampil di Festival CherryPop 2024
Penampilan FSTVLST di CherryPop 2024. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Band FSTVLST membuktikan musik mereka tetap relevan dan kuat setelah satu dekade dengan penampilan memukau pada hari pertama Festival CherryPop 2024, Sabtu (10/8/2024) malam. Ribuan penggemar memadati area Cherry Stage di Lapangan Kenari Yogyakarta, menandai momen bersejarah perayaan 10 tahun album ikonik HITS KITSCH.

Tepat pukul 19:15, FSTVLST membuka penampilan mereka dengan lagu Hal-Hal Ini Terjadi yang baru-baru ini kembali populer sebagai soundtrack film 24 Jam Bersama Gaspar di Netflix. Pilihan pembuka ini langsung memicu euforia massa, menunjukkan bagaimana lagu-lagu lama FSTVLST tetap menemukan relevansi dalam konteks budaya pop terkini.

"Album ini adalah bentuk kerinduan kami akan masa-masa bersama Jenny," ungkap Farid Stevy, vokalis FSTVLST, di sela-sela penampilan.

Pernyataan Farid ini menegaskan bahwa HITS KITSCH bukan sekadar kumpulan lagu melainkan artefak budaya yang menjembatani masa lalu dan masa kini musik Indonesia.

Meskipun dibatasi oleh waktu, FSTVLST berhasil membawakan beberapa hit mereka, termasuk Hujan Mata Pisau, Akulah Ibumu dan Bulan Setan Atau Malaikat. Setiap lagu disambut dengan antusiasme luar biasa, membuktikan daya tahan dan pengaruh album ini terhadap berbagai generasi penggemar.

Kekuatan musik

"Kami sangat berterima kasih kepada semua yang telah datang dan mendukung kami selama ini. Ini adalah malam yang tidak akan kami lupakan," kata Farid.

Ucapan ini bukan hanya ditujukan kepada penggemar yang datang, tetapi juga menjadi pengingat akan kekuatan musik dalam mengikat komunitas dan menciptakan momen-momen tak terlupakan.

"Penampilan kali ini tidak bisa membawakan banyak lagu, pasalnya durasi penampilan kami sangat terbatas. Meskipun demikian, saya cukup puas dapat tampil di CherryPop 2024," ujar Robby Setiawan, gitaris FSTVLST saat dihubungi.

Komentar ini menyoroti dilema yang sering dihadapi band-band legendaris, bagaimana memadatkan katalog panjang hits ke dalam set pendek tanpa mengecewakan penggemar.

Fenomena nostalgia yang kuat terlihat jelas dalam reaksi penonton. Rizal (24), salah seorang penggemar menyatakan dirinya tumbuh besar dengan mendengarkan lagu-lagu dari album ini. Pernyataan ini menggambarkan bagaimana musik FSTVLST telah menjadi soundtrack kehidupan bagi banyak anak muda Indonesia. "Melihat mereka tampil langsung adalah mimpi yang menjadi kenyataan," ujarnya.

Pernyataan kultural

Penampilan FSTVLST di CherryPop 2024 bukan hanya sebuah konser melainkan sebuah pernyataan kultural. Ini menunjukkan bagaimana sebuah album dapat bertahan melampaui masa edarnya, terus menemukan relevansi dan penggemar baru setelah satu dekade.

Fenomena ini juga merefleksikan tren yang lebih luas dalam industri musik Indonesia, di mana nostalgia dan inovasi saling berpadu untuk menciptakan pengalaman musikal yang unik.

Penampilan FSTVLST di CherryPop 2024 membuktikan bahwa musik yang berkualitas dapat bertahan melampaui tren sesaat, terus beresonansi dengan pendengar lintas generasi, dan mempertahankan relevansinya dalam lanskap musik yang terus berubah.

Ini menjadi refleksi penting bagi industri musik Indonesia tentang nilai karya yang autentik dan berakar kuat pada pengalaman lokal.

Sebagai pengakuan

CherryPop 2024 yang mengusung tema Selamet Bermusik sengaja menghadirkan FSTVLST sebagai pengakuan atas kontribusi mereka dalam membentuk lanskap musik Indonesia. 

"Tema ini adalah bentuk apresiasi kami kepada semua musisi yang telah berkontribusi besar dalam dunia musik. Kami ingin merayakan perjalanan mereka dan memberikan penghormatan yang layak," jelas Arsita Pinandita, Founder dan Creative Director CherryPop salah satu panitia festival beberapa waktu lalu. (*)