Pengetan Jumenengan Menandai Puncak Peringatan Hari ke-192 Purworejo

Pengetan Jumenengan Menandai Puncak Peringatan Hari ke-192 Purworejo

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Puncak Peringatan Hari Jadi Ke-192 Kabupaten Purworejo ditandai dengan Pengetan Jumenengan, Minggu (26/2/2023) malam, di Pendopo Kabupaten Purworejo.

Pengetan Jumenengan juga dilakukan pada 192 tahun silam menandai pendirian Kabupaten Purworejo oleh RAA Tjokronegoro sebagai Bupati Purworejo pertama.

Hadir langsung dalam acara sakral tersebut Bupati Agus Bastian, Wabup Yuli Hastuti, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, Perwakilan Direktorat Event Daerah Kemenparekraf, Trindiana M Tikupasang, Pelaksana Badan Otorita Borobudur Yusuf Hartanto, Jajaran Forkopimda beserta istri, para kepala Perangkat Daerah serta Budhi Sardjono, keturunan dari RAA Tjokronegoro.

Dalam sambutan berbahasa Jawa, Bupati Purworejo Agus Bastian mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan dan semua pihak terkait yang telah ikut serta dalam pembangunan Kabupaten Purworejo.

”Ada rasa bangga dan kegembiraan yang luar biasa di hati, karena dukungan yang besar dari masyarakat di seluruh wilayah Purworejo. Semuanya dapat berjalan dengan lancar,” ungkapnya.

Bupati mengajak seluruh masyarakat meneruskan perjuangan pembangunan para pendahulu, demi membawa Purworejo lebih maju di masa yang akan datang.

"Kami berharap dengan adanya Pengetan Jumenengan ini, masyarakat Purworejo akan semakin sejahtera, kami berharap generasi muda mengerti sejarah Purworejo dan nguri-nguri budaya untuk jati diri Kabupaten Purworejo," tandasnya.

Pada Pengetan Jumenengan ditampilkan dua pergelaran sendratari utama yaitu Beksan Kidung Cakra dan Beksan Cakra Tunggal.

Beksan Kidung Cakra merupakan tarian yang ditampilkan khusus, yakni pada Pengetan Jumenengan Bupati pertama Purworejo RAA Tjokronegoro I. Beksan Kidung Cakra (penari perempuan) merupakan karya seniman tari Purworejo. Ini merupakan tarian yang mengisahkan lingkaran kehidupan manusia yang terus berputar.

Sedangkan Beksan Cakra Tunggal (penari laki-laki) merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi dari keberanian dan kepemimpinan tokoh Bupati pertama RAA Tjokronegoro I.

Tarian karya seniman Wibi Supri Andoko ini menceritakan tentang semangat keprajuritan, selalu siap berjuang untuk menjalankan tugas dan amanah dalam keadaan apapun.

Tarian ini sekaligus menggambarkan karya monumental yang diprakarsai RAA Tjokronegoro I seperti pendopo kabupaten, alun-alun, Bedhug Pendowo dan saluran irigasi Kedung Putri. Dua tarian tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Beksan Kidung Cakra mewakili kepribadian luhur, sedangkan Cakra Tunggal mengejawantahkan keluhuran tersebut, sehingga tercipta dan menghasikan sebuah karya yang agung.

Keris dan tombak

Acara Pengetan Jumenengan diakhiri dengan penyerahan kekancingan oleh Bupati kepada seluruh kepala Perangkat Daerah, masing-masing berupa sebilah keris. Kekancingan untuk 16 camat berupa sebilah tombak.

Pada Selasa (28/2/2023) dilaksanakan Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Purworejo Jawa Tengah dalam rangka Hari Jadi Purworejo ke 192. Rapat dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Purworejo Dion Agasi Setyabudi didampingi para Wakil Ketua dan diidukuti seluruh anggota dewan.

Dari unsur eksekutif hadir Bupati Purworejo Agus Bastian, Wakil Bupati Yuli Hastuti, Sekda Said Romadhon, para kepala perangkat daerah, serta para kabag. Para kepala instansi vertikal, camat hingga lurah mengikuti melalui video conference.

Seedangkan kirab Bregada diikuti Forkopimda, Kepala OPD dan 16 Bregada Kecamatan. Semua peserta kirab yang mengenakan pakaian adat Jawa itu dilepas Bupati Purworejo Agus Bastian di jalan RAA Tjokronegoro depan pendopo, Senin (27/2/2023).

Bupati dan istri berada di kereta terdepan diikuti kereta yang mengangkut Forkopimda. Kemudian, Kepala Perangkat Daerah yang menunggang kuda, serta para camat yang juga menunggang kuda, masing-masing diikuti puluhan prajurit.

Kirab melewati rute sejauh kebih kurang 4 km, dimulai di depan pendopo, belok kiri melewati lampu merah Hotel Intan, pertigaan eks Pasar Suronegaran, lampu merah Plaza, posis tugu, Pasar Baledono, Pegadaian, SMPN 2 dan kembali finish di depan pendopo.

Masyarakat tampak antusias menyaksikan kirab. Hampir setiap warga serta anak-anak menyambut Bupati Purworejo Agus Bastian di kereta kencana dengan melambaikan tangan.

Beberapa kali juga banyak warga meminta foto bersama bupati. Bahkan ada juga salah seorang warga meminta berfoto dengan pose bersalaman.

Bupati Agus Bastian mengungkapkan, kirab budaya ini sebagai wujud dari kepedulian untuk bergembira bersama-sama merayakan ulang tahun Kabupaten Purworejo. “Sekalian bertujuan untuk nguri-uri budaya, diharapkan dapat menginspirasi daerah lain melakukan kegiatan seperti ini,” ujarnya. (*)