Pengadaan Beras Bulog Dipengaruhi Pascapanen dan Harga Pasar

Pengadaan Beras Bulog Dipengaruhi Pascapanen dan Harga Pasar

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Pascapanen yang dilakukan petani dan harga pasar merupakan tantangan bagi Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyerap beras petani di Kebumen.

Mitra Bulog kesulitan memperoleh beras dengan kualitas yang ditentukan, karena pascapanen yang berbeda dengan ketentuan Bulog.

Kepala Gudang Bulog Selang Kebumen, Sidik Sugiarto, kepada koranbernas.id, Rabu (21/12/2022), menjelaskan gudang Bulog Kebumen memiliki kemampuan menyerap beras petani di kabupaten ini sejumlah 5.000 ton setahun, sesuai dengan kapasitas gudang.

Namun, realisasinya masih di bawah kemampuan gudang. "Tahun 2021, realisasi penyerapan beras petani 40 persen dari kapasitas gudang," kata Sidik.

Pencapaian penyerapan ini karena pengaruh faktor pascapanen yang kurang baik, mengakibatkan kualitas beras petani belum sesuai dengan ketentuan Bulog.

Beras yang bisa diterima Bulog kadar air paling tinggi 14 persen, broken atau pecah 18 persen serta menir dua persen. "Beras petani yang memenuhi syarat itu, harga pembelian pemerintah atau HPP Rp 8.300 per kilogram," ujarnya.

Pada saat harga beras atau harga gabah di pasaran lebih tinggi dari HPP, petani lebih memilih menjual berasnya kepada konsumen atau pedagang beras. Ini karena masyarakat tidak memperhatikan kadar air, beras pecah dan menir.

Disebutkan, cadangan beras di Gudang Bulog Kebumen masih ada 680 ton. Sedangkan pengadaan beras tahun 2023, diperkirakan baru pada bulan Maret, saat panen raya padi di Kabupaten Kebumen.

Rencana pengadaan atau penyerapan beras petani tahun 2023, diperkirakan sesuai kapasitas gudang. Adapun harga pembelian gabah kering giling oleh Bulog sekarang Rp 5.350 per kg.

Informasi yang diperoleh koranbernas.id, harga beras medium di pasaran pada pekan ini di atas Rp 12.000 per kg. Sedangkan beras mentik wangi di kios beras bisa mencapai Rp 13.500 per kg. (*)