Pemkab Sleman Jalin Silaturahmi dengan Tokoh Agama
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dalam rangka menjalin silaturahmi sekaligus meningkatkan peran dan fungsi tokoh agama dalam pelaksanaan pembangunan, Pemkab Sleman menyelenggarakan kegiatan pembinaan tokoh agama tahun 2020 di Ruang Rapat Sembada Pemkab Sleman, Rabu (5/2/2020).
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Sleman, Iriansyah, menyampaikan kegiatan pembinaan tokoh-tokoh agama tahun 2020 diawali dengan pembinaan tokoh agama Islam dan akan berlangsung sebanyak 4 kali. Kegiatan serupa juga akan dilaksanakan bagi tokoh-tokoh agama Katolik, Kristen, Hindu dan Budha yang masing–masing akan dilaksanakan sebanyak dua kali dalam tahun 2020.
“Dalam kegiatan ini (pembinaan), tema yang menjadi acuan dalam pembinaan tokoh-tokoh agama tahun 2020 yaitu terkait optimalisasi peran tokoh agama dalam meningkatkan kesadaran beragama sesuai dengan agamanya masing-masing,” katanya.
Selain itu, tema lain yang menjadi acuan dalam kegiatan tersebut yaitu terkait peran tokoh agama dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, membangun ekonomi dan penanggulangan kemiskinan, serta membina kerukunan atau toleransi antar-umat beragama di wilayah Kabupaten Sleman.
Sementara Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang membuka kegiatan tersebut menyampaikan, forum tersebut sangat penting untuk membangun komunikasi diantara para tokoh agama dan pemuka agama dalam menciptakan Kabupaten Sleman yang kondusif.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah dalam forum ini kita dapat saling berkoordinasi dan mengupayakan langkah-langkah kongkrit agar kerukunan dan toleransi di Kabupaten Sleman ini tetap terjaga dengan baik dari generasi ke generasi dan dari waktu ke waktu,” katanya.
Sri Muslimatun menilai, dalam mewujudkan kerukunan antar-umat beragama saat ini, para tokoh agama dan pemuka agama dituntut untuk tidak anti terhadap media sosial. Menurutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi memiliki pengaruh dalam kerukunan umat beragama saat ini.
Selama ini, lanjut Sri Muslimatun, masih banyak di media sosial diisi oleh berita-berita hoax, ajaran kebencian, radikalisme maupun ajaran-ajaran anti-toleransi. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan sekaligus menyedihkan karena medsos menjadi media penyebaran kebencian dan provokasi.
"Berkenaan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini saya mengharapkan kepada para tokoh dan para pemuka agama Islam untuk tidak anti terhadap media sosial. Namun hendaknya memanfaatkan keberadaan media tersebut untuk menyebarluaskan ajaran toleransi, menghargai perbedaan serta memperat kerukunan antar-umat beragama," papar Sri Muslimatun. (eru)