Pemkab Sleman Dukung Hak Ibu Pekerja Menyusui Anaknya

Semua pihak memiliki tanggung jawab melindungi para ibu untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya.

Pemkab Sleman Dukung Hak Ibu Pekerja Menyusui Anaknya
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menghadiri kegiatan Pelatihan Manajemen ASI Perah, Selasa (6/8/2024). (istimewa)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo memberikan arahan pada kegiatan Pelatihan Manajemen ASI Perah, Selasa (6/8/2024), di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman.

Acara yang diselenggarakan oleh Sanggar ASI tersebut diikuti 140 ibu yang merupakan pengurus Taman Pengasuhan Anak (Daycare) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bupati Kustini menyampaikan apresiasi kepada PT Sanggar ASI Indonesia yang telah memberikan perhatian dan dukungan bagi kesehatan bayi dan ibu menyusui.

Menurutnya, menyusui menjadi hak setiap ibu termasuk ibu bekerja. Ibu bekerja yang memiliki anak punya hak dan tanggung jawab yang sama dalam memberikan nutrisi terbaik bagi buah hatinya melalui pemberian ASI.

Sebagai bentuk dukungan bagi pelaksanaan ASI Eksklusif, Kustini mengungkapkan, Pemkab Sleman telah mengatur kebijakan Peraturan Bupati Sleman Nomor 38 Tahun 2015 tentang Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Kebijakan ini juga ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Pemerintah Kabupaten Sleman Nomor 444/ 6804 tentang Dukungan ASI Eksklusif.

Ruang laktasi

"Bukti kongkret dari dukungan Pemkab Sleman dapat dilihat dari tersedianya ruang laktasi di 17 kapanewon, 25 Puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan publik. Kami juga mendorong seluruh pihak termasuk badan usaha komersial untuk menyediakan fasilitas laktasi di bangunan usaha dan ruang publik," kata Kustini.

Dia menambahkan, kesuksesan pemberian ASI perlu diteruskan dengan tata cara pemberian ASI baik secara langsung maupun ASI perah. Semua pihak memiliki tanggung jawab melindungi dan mendukung para ibu untuk memberikan ASI kepada anak-anaknya.

"Pemberian ASI dengan tata cara yang benar harus dikampanyekan baik kepada para pengasuh bayi atau keluarga terdekat dari ibu menyusui sehingga proses menyusui dapat berlangsung lancar hingga kurun waktu dua tahun," katanya.

Bupati Kustini mengajak seluruh peserta pelatihan menciptakan rantai dukungan menyusui yang mencakup pada keluarga, ruang kerja, lingkungan akademis, komunitas dan semua lapisan masyarakat.

Seruan edukasi

Pendiri Sanggar ASI, Raisika, mengatakan Pekan Menyusui Dunia di peringati sebagai seruan edukasi dan dukungan bagi Ibu menyusui. Momen ini diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus.

Sedang Pelatihan Manajemen ASI Perah dilaksanakan sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting. “Harapannya para pendidik-pengasuh di taman pengasuhan anak paham dan terampil bagaimana melakukan manajemen ASI perah atau ASIP meliputi cara penyimpanan, penyajian ASIP, hingga cara memberikan ASI perah ke bayi dengan baik dan benar,” jelas Raisika.

Raisika menambahkan, pemahaman dan keterampilan dari pelatihan ini tak hanya bermanfaat untuk ibu dan bayi namun juga meningkatkan kompetensi para pendidik di taman pengasuhan anak, serta meningkatkan value atau nilai budaya institusi taman pengasuhan anak. (*)