Pemkab Kebumen Diganjar Penghargaan, Berkat Makanan Tambahan untuk Balita Stunting

Pemkab Kebumen Diganjar Penghargaan, Berkat Makanan Tambahan untuk Balita Stunting
Inovator makanan tambahan untuk cegah stunting (paling kanan) bersama koleganya di Puskesmas Kebumen II Kebumen. (nanang w Hartono/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Salah satu penerima penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), diberikan pada penemuan makanan tambahan berbahan ganyong dan kelor untuk Balita stunting.

Penemu/ inovator makanan Wiji Sri Kusumaningsih, petugas Farmasi di Puskesmas Kebumen II, Kabupaten Kebumen kepada koranbernas.id, mengatakan, penemuan itu merupakan hasil penelitian, yang memanfaatkan tanaman obat keluarga (Toga) di Desa Wonosari, Kecamatan Kebumen. Wonosari, salah satu desa wilayah kerja Puskesmas Kebumen II.

“Temuan ini sudah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM,” kata Wiji Sri Kusumaningsih yang didampingi Kepala UPT Puskesmas Kebumen 3 drg Zahiroh, Jumat (24/11/2023).

Meskipun sudah memilki hak paten, produksi makanan tambahan yang disebut Mie Keriting (Makanan instan untuk cegah stunting) baru diproduksi rumahan, berdasarkan pemesanan.

“Diproduksi jika ada order,” kata Wiji.

Terbatasnya produksi, selain bahan baku ganyong dan Kelor yang masih terbatas, juga kepastian pasar. Kebun ganyong baru ada di Wonosari dan Mengkonsumsi, Kecamatan Kebumen.

Anggota Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, mengungkapkan sudah ada 6 desa di Kabupaten Kebumen yang ingin mengembangkan Mie Keriting inovasinya. Pengembangan produksi Mie Keriting di desa lainnya, berdasarkan nota kesepahaman, hanya untuk penanganan stunting.

Mie Keriting ini bukan seperti mie instan pada umumnya. Mie Keriting ini dibuat dengan bahan khusus sehingga mengandung gizi yang baik untuk pertumbuhan. Mie Keriting ini merupakan makanan sehat yang terbuat dari bahan dasar tepung ganyong, daun kelor, susu keju.

“Mie Keriting ada pengawet,”kata perempuan yang pernah menjadi tenaga kesehatan di daerah terpencil dan terluar di Provinsi Aceh.

Bentuk olahannya pun ada banyak varian. Di antaranya coco crunch, bit mie, cheese puff, crunchy, oatmeal dan juga nastar.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, Mie Keriting ini berhasil masuk finalis Top 45 Nasional dalam Lomba Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP). Penemuan Mie Keriting harus bersaing dengan 3110 proposal yang masuk ke Kementerian PANRB dan lolos administrasi 2269 dengan rincian 2.124 Kelompok Inovasi umum, dan 145 kelompok Inovasi khusus.

Arif mengatakan, penanganan stunting tidak bisa dilakukan sendiri, harus bersama-sama. Harus ada gotong royong antara pemerintah dengan masyarakat.

“Saya berharap inovasi Mie Keriting ini bisa membuka wawasan kita untuk membuat ide-ide baru untuk mendukung percepatan penanganan stunting di Kebumen,” kata Arif Sugiyanto.

Inovasi Mie Keriting ini bisa direplikasi serta mengembangkan apa yang menjadi inovasi dari Pemerintah Daerah dalam hal penanganan stunting. Karena untuk mencari gizi yang seimbang tidak harus dengan yang mahal-mahal, cukup dengan dari bahan dasar tepung ganyong dan daun kelor. (*)