Pemerintah Desa Ngestiharjo Gelar Pertemuan Tahunan

Pemerintah Desa Ngestiharjo Gelar Pertemuan Tahunan

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Pemerintah Desa dan LKD Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan Bantul menggelar pertemuan tahunan di Hotel Rich, Minggu (12/01/2020). Acara dihadiri anggota DPRD Bantul H Bibit Rustamto dan Jumakir yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) VI, Lurah Fathoni Aribowo dan peserta sekitar 200 orang dari 12 pedukuhan. Termasuk juga dari organisasi masyarakat (Ormas) yang ada di desa tersebut.

Bibit Rustamto memberi apresiasi atas digelarnya annual meeting 2020 Desa Ngestiharjo yang dihadiri juga oleh perangkat dan tokoh masyarakat setempat. "Tentu hal ini menjadi hal positif yang harus ditangkap guna merumuskan program apa yang akan dibuat dan mau diseperti-apakan Ngestiharjo ke depan," katanya.

Perumusan yang dilakukan bersama ini selanjutnya akan dilaksanakan dengan dukungan pendanaan, bukan hanya setahun atau dua tahun ke depan, namun secara berkesinambungan. Maka desa dengan penduduk lebih dari 30.000 jiwa ini harus mampu membuat grand design, termasuk bagaimana bisa menangkap potensi desa dan jadi unggulan, bahkan jadi unggulan Bantul," katanya.

Dari 75 desa di Bantul diharapkan akan memiliki 75 unggulan potensi yang bisa mendongkrak Pendapatan Asli Desa. Dengan demikian bisa meningkatkan kesejahteraan dan memacu pembangunan di desa masing-masing.

"Untuk Ngestiharjo misalnya, rowo Kalibayem agar bisa dikembangkan dan dibangun secara berkesinambungan menjadi destinasi wisata andalan," katanya.

Sementara Hyancita Dyah Tavipa dari BUMDes Global Ngesti Mandiri mengatakan, mereka adalah sebuah perusahaan yang dimiliki desa. Dirinya berharap atas usaha yang dijalankan bisa didukung oleh masyarakat sehingga menghasilkan PAD Desa secara maksimal.

"Mari kita kembangkan apa yang ada di desa untuk mendapat profit bagi desa. Termasuk tentunya kami tetap memperhatikan sisi sosial," katanya.

Tahun 2017, lanjut Dyah, sudah ada BUMDes Mukti Mandiri yang bergerak usaha sabun cair. Dan tahun 2019 lurah ingin membuat holding dengan beberapa jenis usaha sesuai potensi yang ada. Dan BUMDes yang baru diluncurkan 27 September 2019 termasuk juga mengakomodir usaha yang ada sebelumnya.

Adapun usaha yang telah dilakukan adalah Pasar Pangestu Legi dilaunching September 2019 dan dapat penyertaan modal Rp 50 juta dari desa dan dari sabun cair Rp 13 juta. Dana ini nantinya akan dikembalikan ke desa sesuai kesepakatan yang ada.

"Jadi tidak perlu khawatir modal akan habis. Karena kami punya kewajiban mengembalikan," katanya. Usaha lain yang telah berjalan adalah unit toko material.

"Kami dipercaya juga untuk menangani pembangunan di Ngestiharjo yang dibiayai BKK senilai Rp 621 juta kurangi pajak 13 persen," katanya. Sampai akhir tahun mereka telah punya keuntungan Rp 39 juta. Melihat keuntungan yang luar biasa ini maka Dyah yakin Ngestiharjo memiliki potensi yang besar.

Ke depan BUMDes juga akan membuka gudang toko sembako. Dan tahun 2020 akan membuka usaha baru yang perlu dukungan dari masyarakat berupa rekrutmen tenaga kerja.

"Selain gudang sembako kita juga akan ada wisata, ternak perikanan dan usaha lainya," katanya. Yang jelas usaha tersebut tidak akan mematikan usaha lain yang sejenis ataupun menyaingi siapa-siapa.

Sedangkan Lurah Fathoni berharap dengan annual meeting akan mampu menghasilkan rumusan untuk bisa membangun 12 pedukuhan lebih maju lagi ke depanya. (eru)