Pembentukan Karakter Religius Melalui Literasi Agama Islam
KORANBERNAS.ID, KULONPROGO -- Fenomena degradasi moral dan kemerosotan kualitas karakter pada era modern saat ini, banyak dijumpai di berbagai kondisi dan lingkungan dalam kehidupan masyarakat. Semakin majunya perkembangan zaman pada era millenial atau revolusi industri 4.0, yang ditandai dengan pesatnya penggunaan sarana teknologi informasi dan komunikasi, turut berkontribusi dalam memengaruhi aktivitas kehidupan manusia.
Berkaitan dengan kondisi itu, dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Anaas Tri Ridlo Dina Yuliana, S.Pd., M.Pd. melakukan sosialisasi kepada ustadz/ah dan santri-santri TPA Al-Barokah, Padukuhan Kempong, Kelurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kulonprogo. Kegiatan berlangsung Sabtu (25/02/2023) lalu di Masjid Al-Barokah.
Siaran pers yang diterima koranbernas.id Selasa (07/03/2023) menyebutkan, kondisi kehidupan moral generasi muda yang merosot, harus dilawan dengan upaya meningkatkan literasi agama Islam, untuk membentuk karakter religius anak. “Untuk mencapai karakter religius yang kaffah atau menyeluruh, diperlukan evaluasi dan kerja sama dari berbagai pihak termasuk masyarakat, lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal, serta pemerintah dari tingkat daerah sampai tingkat pusat,” kata Anaas.
Anaas memaparkan bahwasanya dalam pembentukan karakter religius santri di TPA Al-Barokah melalui gerakan literasi agama Islam, dapat dilakukan dengan; pertama, sebelum pembelajaran dimulai dapat diawali dengan membaca buku atau kisah-kisah yang berkaitan dengan agama Islam, agar santri dapat menelaah bahan bacaan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, setelah kelas dibuka oleh ustadz/ah yaitu selanjutnya ustadz/ah dapat bercerita kepada para santri terkait kisah-kisah Nabi agar dapat diteladani oleh santri. Ketiga, setiap santri diwajibkan membaca iqro’ atau Al-qur’an dengan artinya dan disimak oleh ustadz/ah. Dengan demikian, adanya gerakan literasi agama Islam yang dilakukan secara terus-menerus oleh TPA Al-Barokah dapat menjadikan santri memiliki karakter religius. (*)