Patuh Memakai Masker, Paling Efektif Mencegah Penularan Virus Corona

Patuh Memakai Masker, Paling Efektif Mencegah Penularan Virus Corona

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN-- Kepatuhan masyarakat memakai masker, menjadi salah satu cara efektif mencegah peningkatan kasus Covid-19. Untuk itu, Kepatuhan memakai masker juga menjadi dasar status daerah zona merah, oranye atau hijau. Masalah hulu penanganan Covid-19 ini harus menjadi gerakan bersama.

Masalah itu ditegaskan Ketua Tim Task Force Covid-19 Kementerian Kesehatan Wilayah Provinsi Jawa Tengah Brigjen dr Jajang Edy Prayitno di Kebumen, Kamis (1/10/2020). Tim berkunjung ke Kebumen untuk membantu penanganan Covid-19. Diantaranya mengunjungi satu klaster pondok pesantren di Kecamatan Kebumen.

Jajang mengungkapkan, masalah di hulu penanganan Covid-19, yakni pelaksanaan protokol kesehatan. Selain kepatuhan memakai masker, menjaga jarak, cuci tangan, serta tidak berkerumun juga harus menjadi kebiasaan warga.

“Jika masyarakat patuh dengan protokol kesehatan seperti memakai masker, dua minggu tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi,” katanya.

Zonasi warna satu daerah, tidak hanya ditentukan jumlah kasus terkonfirmasi. Tapi juga ditentukan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, khususnya memakai masker. Misal, memotret sebuah pasar, jika 80 persen di pasar tidak mengenakan masker daerah itu masuk zona merah.

Kepada kepala daerah, diminta membuat peraturan daerah yang menjadi payung hukum untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan.

Dalam hal penegakan protokol kesehatan dilakukan secara persuasif dan mendidik. Upaya meningkatkan kepatuhan masyarakat dilakukan bersama pemerintah daerah, TNI dan Polri.

Bupati Kebumen KH Yazid Mahfuz mengungkapkan, hingga Rabu (30/9/2020), di Kebumen ada 658 orang terkonfirmasi Covid-19. Dari 26 kecamatan, 17 di antaranya masuk zona merah. Lainnya zona hijau dan oranye.

Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr Dwi Budi Satrio M.Kes mengungkapkan, terjadinya klaster pondok pesantren di Kebumen, disebabkan belum dilaksanakan protokol kesehatan. Seperti memakai masker dan menjaga jarak. Menjaga jarak sulit dilakukan, karena luas ruang asrama dengan jumlah santri tidak sebanding. Persoalan lain sanitasi untuk mencuci tangan dan membuang sampah infeksius.

Klaster di pondok pesantren Nurul Hidayah, Desa Bandung Sruni, dari 346 santri yang ikut test swab, sebanyak 145 santri terkonfirmasi Covid-19. Gejala umum yang dialami santri pusing dan mati rasa penciuman. Hingga sukarang masih dilakukan karantina lokal. (*)