Partai Ummat DIY Dukung Calon Anggota DPD RI dari Muhammadiyah Ahmad Syauqi Soeratno

Partai Ummat DIY Dukung Calon Anggota DPD RI dari Muhammadiyah Ahmad Syauqi Soeratno

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Sebuah papan semacam baliho terpasang dekat pintu masuk aula Kantor DPW Partai Ummat DIY Jalan Ngeksigondo Prenggan Kotagede Yogyakarta. Ukurannya tidak begitu besar namun dari jarak beberapa meter sudah terbaca tulisannya.

Benar juga, begitu didekati ternyata tertulis secara jelas Ustad Ir H Ahmad Syauqi Soeratno MM (Calon Anggota DPD RI 2024-2029). Bagi pimpinan serta konstituen Partai Ummat, apalagi warga persyarikatan Muhammadiyah, nama itu tidak asing lagi.

Mengenakan batik lengan panjang dan pecis hitam, Ahmad Syauqi Soeratno datang memenuhi undangan dari DPW Partai Ummat DIY guna mengisi Pengajian Akbar Pekan Muharram 1444 H, Senin (22/8/2022) malam.

Begitu tiba di kantor parpol baru bentukan Prof Dr HM Amien Rais itu, Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini langsung berbaur dengan jamaah, duduk lesehan di atas karpet.

Syauqi, panggilan akrabnya, menjadi pusat perhatian. Pria yang juga menjabat Ketum Asprov PSSI DIY itu terlihat berbincang akrab dengan jamaah. Mereka adalah unsur pimpinan DPW, DPD dan DPC Partai Ummat se-DIY maupun organisasi sayap Permata Ummat dan Garda Ummat. Hadir pula sejumlah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), termasuk dari Kulonprogo.

Begitu pengajian dimulai, Ketua DPW Partai Ummat DIY, Dwi Kuswantoro, spontan mengucap syukur serta mendoakan putra dari tokoh Aisyiyah yang juga guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Siti Chamamah Soeratno itu, bisa menjadi anggota DPD RI.

“Semua setuju Partai Ummat mendukung Pak Syauqi…?”

Sampai tiga kali Ketua DPW Partai Ummat DIY, Dwi Kuswantoro, melempar pertanyaan. Jawabannya sama. Setuju. Terdengar dari arah jamaah wanita ucapan lantang: siap mendukung.

Alhamdulillah, Pak Syauqi insyaAllah akan menjadi anggota DPD RI,” kata Dwi Kuswantoro disambut tepuk tangan.

Prinsip, kata Dwi, Partai Ummat DIY mendukung apa yang sudah menjadi keputusan persyarikatan Muhammadiyah.

Seperti diketahui, melalui Musyawarah Pimpinan Wilayah Khusus (Muspimwilsus),  Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY pada 17 Juli 2022 telah memutuskan Syauqi sebagai calon anggota DPD RI utusan dari Muhammadiyah, untuk menggantikan M Afnan Hadikusumo yang sudah tiga periode menjabat DPD RI utusan dari Muhammadiyah.

Kepada wartawan, Sekretaris DPW Partai Ummat DIY Iriawan Argo Widodo mengakui sebagian besar konstituen Partai Ummat di Yogyakarta rata-rata warga Muhammadiyah. Pihaknya tidak bisa menolak untuk memfasilitasi aspirasi warga persyarikatan, meski tidak secara formal. “Tentu, kita punya kewajiban memfasilitasi dukungan itu,” ujarnya.

Ditanya alasannya, selain karena faktor kultural, Iriawan menyampaikan sosok Syauqi dikenal sebagai salah seorang kader Muhammadiyah yang terbaik. Dari track record-nya, dia mampu karena memiliki kompentensi dan integritas.

Sementara itu, Syauqi saat mengisi tausiyah Pengajian Akbar Pekan Muharram 1444 H bertema Memajukan Ekonomi & Politik Ummat mengaku ada banyak surprise bisa menghadiri acara tersebut.

“Kadang-kadang amanah itu tidak direncanakan, datang begitu saja, membuat apa yang sudah kita rencanakan tidak harus berjalan. Ketika ini sudah menjadi harapan warga, bismillah,” ujar Syauqi.

Sambil bercanda, dia melanjutkan sejatinya tidak ada pemikiran satu detik pun harus berangkat menjadi calon anggota DPD RI.

Syauqi lantas membeberkan dialog antara dirinya dengan Afnan Hadikusumo. “Pak Afnan Hadikusumo lima tahun lalu ketemu saya dan mengingatkan, saya sudah ping pindho (dua kali). Kamu siap-siap, siapa tahu umat memberi suara ke Anda,” ujarnya menirukan ucapan Afnan.

Waktu itu, Syauqi merasa belum pantas menjadi anggota parlemen. “Saya jawab, Mas, saya ini ra nduwe potongan jadi parlementer. Saya hanya petugas persyarikatan, dikongkon ngetan ngulon,” kata dia.

Terlepas dari semua itu, tatkala mengupas tema pengajian, Syauqi melihat sejujurnya ada tantangan dihadapi oleh umat Islam di Indonesia terkait dengan sistem demorasi yang secara faktual belum bisa sepenuhnya menyelesaikan masalah keumatan.

“Ternyata demokrasi kita harus terus diperbaiki agar membawa aspirasi masyakat dan kemaslahatan. Kalau kita tidak bisa mewujudkan kemaslahatan, ada yang salah dari cara kita berpolitik. Saya lebih percaya mazhab politik untuk kemaslahatan,” tandasnya. (*)