Pantai Ini Masih Asli, Potensi Ikannya Luar Biasa

Pantai Ini Masih Asli, Potensi Ikannya Luar Biasa

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL --  Kabupaten Gunungkidul memiliki lebih dari 30 pantai. Salah satu yang belum begitu dikenal serta masih asli adalah Pantai Nampu di Dusun Nglaban Jepitu Kecamatan Girisubo. Letaknya dekat Pantai Wediombo.

Dari atas perbukitan karst terlihat airnya jernih dan biru. Jumat (17/1/2020) siang itu ombak yang tidak terlalu besar membasahi pantai berpasir putih, tempat nelayan menambatkan perahu usai mencari ikan.

Kebetulan cuaca sangat cerah disertai udara agak gerah. Tidak ada satu pun nelayan berada di pantai. Mereka istirahat usai salat Jumat. Begitu pula wisatawan, tak seorang pun terlihat. Sepi. Yang terdengar hanya suara ombak.

Pengunjung yang datang ke pantai ini jangan berharap bisa langsung upload foto-foto. Kawasan pantai ini hanyalah satu dari ratusan bahkan mungkin ribuan blank spot area di Kabupaten Gunungkidul. Nun jauh di sana, di seberang Samudera Indonesia ribuan mil jaraknya adalah wilayah Australia.

Keindahan Pantai Nampu Gunungkidul. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Selain pemandangannya sangat indah ternyata Pantai Nampu menyimpan potensi ikan yang luar biasa dengan beragam jenisnya. “Saat ini sedang musim gurita dan lobster,” ungkap nelayan.

Sunu Handoko Bayu Sagara selaku Ketua Kelompok Nelayan Mina Bahari menyatakan benar rata-rata nelayan lokal itu sehari mampu memperoleh hasil tangkapan satu sampai dua kuintal ikan. Total anggota kelompok sejumlah 26 orang. Hasil tangkapan langsung diambil pengepul dan diekspor. Harganya sangat menggiurkan.

“Jika cuaca bagus, saya sendiri bisa mendapatkan satu ton ikan sehari,” sambung nelayan lainnya. Kelebihan ikan hasil tangkapan nelayan Gunungkidul dijamin segar dan berkualitas.

Persoalannya, saat ini nelayan Pantai Nampu terkendala sarana prasarana terutama jalan akses masuk ke pantai. Baru ada jalan masuk cor blok sepanjang 150 meter. Selebihnya berupa jalan tanah dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Jalan rintisan itu melintasi ladang.

Inilah yang menyulitkan nelayan membawa hasil tangkapan ke mobil pengangkut. Ditambah lagi jalan setapak yang beririsan dengan Dusun Piji Desa Balong itu medannya berat.

“Permintaan saya supaya ada jalan sehingga bisa sampai pantai,” ujar Sunu menyampaikan aspirasinya kepada Ketua sekaligus anggota Fraksi PKS DPRD DIY Daerah Pemilihan (Dapil) Gunungkidul, Imam Taufik, saat melaksanakan kegiatan reses.

Para nelayan ingin jalan cor blok itu nyambung sampai bawah. Artinya perlu dibangun lagi jalan sepanjang sekitar 200 meter.

Jalan akses nelayan belum tersambung sampai pantai. (sholihul hadi/koranbernas.id)

“Kami hanya nelayan, tidak bisa ngurus perizinan. Intinya kami terima matang jalan bisa nyambung sampai bawah. Kami hanya bisa bantu melancarkan izin ke pemilik tanah,” papar Sunu.

Carik Pantai Sadeng, Rubiyanto, berharap aspirasi para nelayan memperoleh respons dari Pemda DIY. “Kelompok nelayan ini eksis dan teregister di Pemkab Gunungkidul. Akan tetapi antusiasme nelayan ini sepertinya kurang mendapatkan respons,” jelasnya.

Kenapa nelayan minta jalan sendiri? Menurut Rubi, panggilan akrab pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul itu, karena pada saat musim ramai pengunjung,  para nelayan tahu diri tidak ingin merepotkan aktivitas wisatawan.

“Ini yang perlu kami sampaikan. Jalan ini benar-benar rintisan. Dulu hanya jalan setapak. Keinginan mendesak para nelayan adalah punya jalan sendiri terpisah dengan jalan wisatawan di sebelah barat itu,” kata dia.

Alasan lain, apabila tidak dibuat jalan maka harga ikan jatuh pada titik terendah karena harus terpotong  biaya angkut. Sekali angkat nelayan terpaksa keluar ongkos Rp 20 ribu karena medannya memang terjal.

Imam Taufik (kanan) mendengarkan aspirasi perwakilan nelayan. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Didampingi Dukuh Nglaban, Prasetyo, dalam kesempatan itu Imam Taufik menyatakan akan membawa aspirasi tersebut ke DPRD DIY kemudian dibicarakan bersama instansi terkait. “Para nelayan perlu back up sarana dan prasarana terutama akses jalan,” ujarnya kepada wartawan.

Kemungkinan, pembangunan jalan itu bisa menggunakan dana prasarana umum atau PSU. “Kita lihat nanti apakah dimungkinkan pakai dana PSU, ada anggaran Rp 200 juta. Kalau bisa bisa kita usulkan tahun 2021 atau dipercepat pada APBD DIY tahun 2020 perubahan. Intinya adalah jalan lingkungan. Teknisnya kita bicarakan,” kata Imam.

Yang terpenting, lanjut dia, usulan masuk ke Pemda DIY dan DPRD DIY. “Saya coba usulkan. Tergantung survei,” jelasnya.

Sebenarnya, lanjut dia, apabila dimungkinkan Dana Keistimewaan (Danais) bisa masuk maka akan lebih longgar. Persoalannya anggota DPRD DIY tidak bisa mengakses Danais.

“Kita coba dengan dua jalur, syukur-syukur bisa dengan Danais. Sayang tidak ada sinyal, kalau ada langsung saya telepon Pak Beny (Beny Suharsono, Paniradya Pati Paniradya Kaistimewaan DIY,” kata dia.

Menurut Imam, apabila usulan tersebut masuk pokir (pokok-pokok pikiran) DPRD DIY serta memperoleh persetujuan maka ada harapan besar tahun ini juga dilakukan survei. (sol)