Pandemi Tidak Berpengaruh Pada Kepatuhan Nasabah BPR BKK Kebumen

Pandemi Tidak Berpengaruh Pada Kepatuhan Nasabah BPR BKK Kebumen

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Meskipun pandemi mengganggu usaha kecil, tingkat kepatuhan nasabah BPR BKK (Perseroda) Kebumen tetap tinggi. Persentase kredit dengan angsuran lancar mencapai 97 persen, sedangkan Non Perfoming Loan (NPL) atau kredit bermasalah hanya 3 persen. Sehingga kinerja menempati terbaik 4 di antara 35 BPR BKK di Jawa Tengah.

Kinerja BPR BKK Kebumen tahun 2021 ini, dikemukakan Direktur Utama BPR BKK Kebumen Sutrisno, Direktur Umum dan Kepatuhan Sudiharto pada jumpa pers akhir tahun, Jumat (31/12/2021). Hingga akhir 2021, jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp 372,889 miliar, sebagian besar debitur adalah usaha kecil menengah. Sedangkan dana masyarakat yang dihimpun dalam bentuk tabungan dan deposito mencapai Rp 468,766 miliar.

Sutrisno mengatakan, nasabah kredit mencapai 14.252 orang. Sebanyak 9025 orang nasabah menggunakan pinjaman untuk modal kerja, dengan nilai Rp 150,120 miliar.

Sudiharto menambahkan, pada masa pandemi, nasabah BPR BKK yang sebagian besar adalah usaha kecil dan menengah juga terkena dampak. Sebagian dari mereka memanfaatkan program relaksasi, sehingga berdampak pada NPL. Namun jumlahnya tidak banyak sehingga NPL selama tahun 2021 hanya 3 persen. Angka ini di bawah ambang batas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5 persen.

“BPR BKK Kebumen termasuk bank sehat,”kata Sudiharto.

Direktur Pemasaran BPR BKK Tarto menambahkan, tahun 2022 pihaknya akan memperluas segmen nasabah. Di antaranya, kredit untuk nelayan budi daya dan tangkap, pembangunan air bersih, jamban dan sanitasi, serta kredit dengan bunga rendah untuk pedagang kaki lima.

Untuk pedagang kaki lima, pihaknya akan meluncurkan pinjaman tanpa agunan, yang merupakan kontribusi BPR BKK Kebumen membantu usaha kecil dan menengah. Bunga sebesar 0,7 persen, dengan kredit tertinggi Rp 2 juta untuk mengurangi pedagang yang terjerat rentenir. “Tahun ini kredit yang disalurkan baru 68 juta,” kata Tarto. (*)