Obyek Wisata Ramai Semoga Tak Terjadi Lonjakan Kasus

Obyek Wisata Ramai Semoga Tak Terjadi Lonjakan Kasus

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, berharap libur Idul Fitri 1442 H yang salah satunya ditandai ramainya kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi tidak mengakibatkan terjadinya lonjakan kasus Corona.

“Kita berharap tidak ada lonjakan kasus setelah lebaran ini, tetapi kemungkinan terburuk harus tetap disiapkan penanganannya,” ungkapnya, Minggu (16/5/2021).

Merujuk data aplikasi Visiting Jogja, selama lima hari pada 12-16 Mei 2021 jumlah wisatawan mencapai kisaran 93 ribu orang. Mereka adalah wisatawan lokal, 93 persen berasal dari DIY.

Seiring berjalannya program vaksinasi yang dilaksanakan pemerintah pusat, sektor pariwisata sebagai motor pengggerak ekonomi DIY yang sepertinya kembali menggeliat diharapkan mampu membuat para pelaku pariwisata bangkit dari keterpurukan.

Huda mengapresiasi kinerja satgas Covid yang tetap waspada dan siaga. Pada saat warga lain menikmati liburan bersama keluarga, mereka berada di lapangan menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes) pada tempat-tempat umum dan tempat wisata yang rawan kerumunan.

“Saya sendiri memantau sampai pelosok pelosok desa maupun jalanan kota. Secara umum masyarakat sadar protokol kesehatan. Kegiatan silaturahim door to door sebagian besar digantikan ikrar syawalan usai salat Idul Fitri. Pertemuan trah yang biasanya masif banyak berkurang atau diselenggarakan online,” ungkapnya.

Anggota Fraksi PKS DPRD DIY ini mengakui, tempat-tempat wisata tertentu masih ada kerumunan, sebagaimana dilaporkan Satpol PP DIY terjadi ratusan pelanggaran prokes, seperti di kawasan pantai selatan dan Malioboro.

Baginya, kondisi ini cukup mengkhawatirkan mengingat tren setiap libur panjang berakhir ada kenaikan kasus. “Kita sungguh berharap tidak ada kenaikan kasus. Persiapan berbagai kemungkinan terburuk harus tetap dilakukan. Jangan sampai jika terjadi lonjakan kasus sistem kesehatan kita tidak mampu menampung pasien sebagaimana pernah terjadi awal tahun ini, ratusan warga kesulitan mengakses rumah sakit,” kata dia.

DPRD DIY juga meminta agar persiapan untuk menaikkan kapasitas RS dilakukan sejak dini termasuk dari aspek anggaran, SDM (Sumber Daya Manusia), koorsdinasi, APD (Alat Pelindung Diri), sistem dan semua yang diperlukan.

Menurut dia, warga yang terkena tidak perlu dirawat di RS, cukup dipisahkan dengan warga lain yang sehat dengan isolasi atau. Dengan demikian jika ada yang memerlukan rumah sakit bisa terlayani dengan baik karena RS tidak terlalu penuh pasien.

Koordinasi dengan semua elemen satgas dari Pemda DIY, kabupaten/kota, kecamatan, desa hingga dusun penting dilakukan sehingga semua paham tugas dan posisinya saat diperlukan.

“Termasuk dalam hal ini koordinasi admimistrasi anggaran. Jangan sampai kondisi lapangan penanganan terhambat oleh administrasi anggaran yang rumit sebagaimana beberapa waktu lalu,” ungkapnya.

Anggota Komisi D DPRD DIY, Rany Widayati, menyatakan tak hanya wisatawan, pengelola destinasi juga perlu menyediakan fasilitas protokol kesehatan yang memadai, di antaranya sarana cuci tangan dengan sabun.

Selain itu, pengelola juga harus memberikan informasi mengenai penerapan protokol kesehatan di lokasi pariwisata. Yang tak kalah penting, para pekerja di lokasi wisata agar melengkapi diri untuk perlindungan  dari kemungkinan  penularan. (*)