Nekat Usaha, Isa Setiawan Kini Menghasilkan Rp 200 Juta

Dengan modal kurang dari Rp 10 juta dari hasil bekerja sebagai kurir pakaian, dia mampu menghasilkan karya-karya yang dipamerkan dalam beragam acara fashion show.

Nekat Usaha, Isa Setiawan Kini Menghasilkan Rp 200 Juta
Karya desainer Isa Setyawan di Jogja Fashion Trend 2023 di Pakuwonmall Yogyakarta, Minggu (16/7/2023) malam. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kenekatan Isa Setyawan, pemuda kelahiran 1998 asal Godean Sleman memulai usaha dengan modal yang seadanya namun dengan tekad yang kuat berbuah manis. Desainer tersebut saat ini memiliki brand pakaian pria hasil kreasinya sendiri dengan omzet menyentuh angka Rp 200 juta.

Angka itu luar biasa karena Isa baru memulai usahanya selama satu tahun terakhir. Dengan modal kurang dari Rp 10 juta dari hasil bekerja sebagai kurir pakaian, dia mampu menghasilkan karya-karya yang kini ikut dipamerkan dalam beragam acara fashion show.

Ya, Isa memulai usaha muncul tahun 2022 saat didorong maju oleh pria yang kini menjadi mantan bosnya, pemilik brand fashion Farah Button, Sutardi. Pada 2022, Isa membuat sebuah brand bernama Gorilland yang mengkhususkan diri pada pakaian pria.

"Saat itu saya membuat kaos dengan jumlah tak banyak karena keterbatasan modal. Saya tidak punya banyak modal karena harus membagi waktu kerja dan kuliah," ujar mahasiswa tingkat akhir UPN Veteran Yogyakarta ini di sela fashion show Jogja Fashion Trend 2023 di Pakuwonmall Yogyakarta, Minggu (16/7/2023) malam.

Dengan kreasinya membuat desain, dia akhirnya naik jabatan sebagai General Affair di brand Farah Button. Dari satu jenis kaos, Isa sedikit demi sedikit mengembangkan rilisan model Gorilland miliknya. Kini ia mencetak belasan model dengan total omzet barang mencapai Rp 200 juta.

Dari yang awalnya hanya titip jual di gerai Farah Button, kini Isa sudah berhasil membuat satu stan pameran berupa iland sendiri di Kota Tegal Jawa Tengah. Dari setiap produk yang laku terjual, dia memberanikan diri menyisihkan keuntungan untuk membuka stan serta melakukan ekspansi pasar.

"Saya memang ingin belajar, suka usaha. Dulu pernah jualan jus, sayuran hidroponik namun memang belum rezeki," jelasnya.

Bertemu owner Farah Button yang mengajarkan banyak ilmu tentang bisnis fashion, Isa pun menyisihkan gajinya dan berani membuat brand Gorilland. Dia menjual produk pakaian khusus pria itu kepada Farah Button.

"Jualannya awalnya titip di Farah Button. Dari yang kemarin numpang, titip barang, sekarang sudah bisa punya stan iland sendiri. Tetap ada naik-turun, namanya juga usaha, tapi sangat bersyukur karena terus bergerak maju. Saya mencurahkan semua yang saya miliki untuk Gorilland ini jadi memang rasanya mendalam, semangat. Semoga ini tertular pada siapa saja yang mengenakan produk saya," tandasnya.

Isa memilih menggunakan bahan-bahan lokal untuk produk kreasinya dengan tetap memilih yang berkualitas. Dia turun sendiri mengecek produksi yang juga dilakukan UMKM penjahit di wilayah DIY.

"Saya berkolaborasi dengan UMKM yang ada di Jogja, ada beberapa konveksi tempat order. Kain juga semua dari lokal Indonesia. Saya bersemangat juga untuk mengembangkan Gorilland karena berarti bisa menggerakkan ekonomi teman-teman UMKM konveksi di Jogja," lanjut pemuda yang sempat ikut project rebranding air minum kemasan terkemuka Indonesia ini.

Isa merasa sangat beruntung bisa ikut dalam event Jogja Fashion Trend 2023 bersama Bank Indonesia yang terbilang bergengsi karena menjadi ruang apresiasi brand lokal DIY.

Dia pun mengusung harapan agar brand miliknya bisa terus tumbuh dan membawa manfaat untuk konsumen maupun ekosistem produksi.

"Mudah-mudahan juga bisa menginspirasi karena banyak teman-teman muda yang ingin memulai usaha. Intinya jangan takut mencoba, dipelajari dan dijalani sepenuh hati. Semua pasti bisa dengan berproses," kata dia. (*)