Muhammadiyah Serius Garap RS PKU Nanggulan

Muhammadiyah Serius Garap RS PKU Nanggulan

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO – Jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY kini sedang fokus melakukan optimalisasi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang kesehatan. Salah satu yang digarap serius adalah Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Nanggulan Kulonprogo.

Berbeda dengan RS lainnya yang kebetulan rata-rata menempati lokasi strategis, keberadaan RSU PKU Muhammadiyah Nanggulan relatif jauh dari pusat Kota Yogyakarta. Meski memiliki peralatan medis terbilang lengkap, rumah sakit tersebut ternyata belum tenar.

Setidaknya hal itu terlihat dari papan nama rumah sakit yang berukuran sangat kecil. Ditambah lagi catnya agak kusam sehingga sedikit susah terbaca.

Pengendara mobil maupun motor yang baru pertama kali melintasi jalan raya Godean-Nanggulan mungkin tidak menyadari bangunan itu adalah fasilitas layanan kesehatan.

Sebagai langkah awal mendongkrak kinerja rumah sakit ini, Jumat (28/5/2021), PWM DIY bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulonprogo melantik Badan Pembina Harian (BPH) RSU PKU Muhammadiyah Nanggulan periode 2021-2025.

Tujuh orang yang ditunjuk mengawaki BPH ini adalah Eka Budy Santoso S Sos MPd Med CPR sebagai ketua. Dia didampingi Wakil Ketua Dr Suryanto, Sekretaris Upiya Al Hasan, Bendahara Suhadi. Sedangkan anggota terdiri dari Dr Supardiyono S Hut, H Basanto Adi Prabowo dan H Arifin Sunarta SE. Mereka dinilai memiliki pengalaman dan keahlian di bidangnya masing-masing.

Saat pelantikan yang berlangsung di lantai dua rumah sakit setempat, Ketua PDM Kulonprogo Dr H Muhammad Jumarin M Pd, menegaskan amanah yang diemban BPH merupakan tugas yang sangat mulia.

“Tetapi berat, mengingat kondisi rumah sakit ini masih dalam perkembangan. Perlu ikhtiar yang sungguh-sungguh untuk memajukan rumah sakit ini,” ujar Jumarin seraya meminta tujuh orang itu segera berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

Diakui, RSU PKU Muhammadiyah Nanggulan memilki potensi yang luar biasa. Jika rumah sakit ini maju, dengan sendirinya menjadi pilihan masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan sekaligus menjadi kebanggaan organisasi Muhammadiyah.

Dia memohon dukungan dari pemerintah, masyarakat maupun struktural Muhammadiyah dari pusat sampai ranting, agar rumah sakit ini menjadi rujukan warga, terlebih warga yang tinggal di Nanggulan serta beberapa wilayah Kabupaten Sleman yang berbatasan dengan Kulonprogo.

Wakil Ketua PWM DIY H Muhammad Isnawan SE bahkan menyebut sejak awal RSU PKU Muhammadiyah Nanggulan sebenarnya sudah digadang-gadang menjadi rumah sakit selevel RSUD Kulonprogo. Untuk itu, pelayanan BPJS Kesehatan akan dimaksimalkan. “Ini tantangan bagi manajemen,” ucapnya.

Menerima amanah yang dirasa cukup berat, Eka Budy Santoso mengaku sempat galau. Namun demikian semangatnya langsung muncul mengingat amanah adalah tanggung jawab.

Eka meminta seluruh jajaran BPH terus menggelorakan semangatnya. Tidak boleh padam. Selain itu, juga saling membantu dan memberi motivasi. “Amanah adalah titipan yang harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh,” kata dia.

Sesuai arahan PWM DIY agar lebih progresis melakukan terobosan-terobosan di bidang layanan kesehatan, Eka menyatakan siap mencari peluang-peluang yang selama ini sekiranya belum tergarap. (*)