IDI Berikan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Trauma Dasar

IDI Berikan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar dan Bantuan Hidup Trauma Dasar
Praktek pertolongan saat henti jantung pelatihan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup trauma dasar. (w asmani/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO--Tingginya angka kematian akibat berhentinya denyut jantung dan cidera cukup tinggi di masyarakat, menjadikan perhatian tersendiri bagi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

Untuk itu IDI mengadakan pelatihan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup trauma dasar kepada masyarakat. Pesertanya diambil dari beberapa instansi diantaranya adalah Jajaran Polsek se Kabupaten Purworejo, Damkar, Perwakilan LSM dan wartawan. Pelatihan diadakan di Hotel Sanjaya Inn Purworejo, Sabtu (14/10/2023).

“Kasus trauma dan cidera di tengah-tengah masyarakat cukup banyak, serta kasus henti jantung juga banyak mendominasi masyarakat. Seringkali pelayanan terlambat, sehingga mengakibatkan kematian,” terang dr. Teguh Pambudi selaku Ketua Panitia pelatihan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup trauma dasar, kepada wartawan, Sabtu (14/14/2023).

Menurutnya dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) IDI ke 73 perlu hadir ditengah-tengah masyarakat untuk memberikan pelatihan bantuan hidup dasar dan bantuan hidup trauma dasar bagi Instansi (memperkuat tradisi luhur, bersatu dan mengabdi untuk Rakyat Indonesia).

“Ini untuk pertama kalinya IDI memberikan pelatihan kepada masyarakat, sebelumnya pelatihan diberikan kepada tim medis atau tenaga kesehatan. Namun kali ini IDI hadir di tengah masyarakat memberikan pengalaman pelatihan bantuan hidup dasar dan bantuan dasar,” sebut Teguh.

Harapannya dengan pelatihan tersebut masyarakat mampu memberikan pertolongan untuk korban kecelakan dan kasus henti jantung.

“Kami selalu berpesan kepada masyarakat untuk bisa menjaga pola makan agar terhindar dari penyakit yang berbahaya,” pungkasnya.

Nara sumber pertama adalah dr. Muhammad Reza Ardyanto.Sp, menyampaikan materi Bantuan Hidup Dasar Dewasa dan Anak.

“Jika menghadapi pasien yang mendadak pingsan, ditepuk agak keras bagian bahu, apakah matanya memberikan reaksi. Jika matanya memberikan reaksi maka pasien ada detak jantung dan denyut nadi terasa. Namun jika pasien tidak memberikan reaksi, kemungkinan jantung berhenti, segeralah meminta bantuan medis,” jelas Reza sapaan akrabnya.

Sementara itu, narasumber kedua dr. Aziz Aimaduddin Al Islamy sp.B memberikan teori pertolongan mengangkat korban kecelakaan lalulintas dijalan.

“Saat korban kecelakan dan kita hendak menolong mengangkat tubuh korban, hati-hatilah saat mengangkat leher. Siapa tahu korban cidera leher, jika mengangkatnya salah maka akan berakibat kematian korban,” jelas dr. Aziz.

Dalam kesempatan tersebut dr Aziz mempraktekkan teknik mengangkat korban yang benar adalah, ada tiga orang, pertama mengangkat punggung, pinggang dan kaki, serta ada seorang lagi yang khusus mengangkat pundak dan kepala. (*)