Model STAD, Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

Model STAD, Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

KURIKULUM merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangan kualitas siswa. Kurikulum pendidikan sekarang disempurnakan menjadi kurikulum 2013. Di dalam kurikulum 2013 materi pembelajaran tidak dipisah-pisah lagi permuatannya, melainkan menjadi pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah beberapa mata pelajaran yang dikaitkan untuk menjadi satu kesatuan menjadi suatu tema pembelajaran. Sistem pembelajaran tematik di sekolah saat ini masih cenderung terpusat pada guru, karena peserta didik belum terjalin aktif dalam proses pembelajaran masih terlihat pasif.

Dalam pembelajaran tematik, banyak model-model pembelajaran yang bisa digunakan saat belajar mengajar di kelas.  Penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran tematik sangatlah tepat untuk menghidupkan suasana pembelajaran di kelas, agar siswa aktif dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Model pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Model pembelajaran yang menyenangkan dan pengetahuan yang diberikan guru, mampu dipahami oleh siswa sehingga tujuan belajar dapat tercapai sesuai dengan harapan.

Dengan adanya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD), mereka dapat bekerja sama dalam satu tim dengan anggota tim yang memilki tingkat kemampuan berbeda-beda. Siswa saling membantu untuk mempelajari berbagai materi melalui diskusi tim. Melalui diskusi ini, siswa yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu siswa yang memilki kemampuan rendah, supaya dapat memahami materi yang disampaikan guru. Menurut Huda (2015:201) model STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa kelompok kecil siswa, dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda, saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa model STAD adalah model pembelajaran yang dibuat berkelompok untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah secara  berdiskusi.

Menurut Agus Suprijono (2009: 133) langkah-langkah model STAD adalah:

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
  2. Guru menyajikan pelajaran.
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Memberi evaluasi.
  5. Kesimpulan.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, menurut Hamdayana (2014:118), model pembelajaran STAD sebagai berikut:

  1. Kelebihan model pembelajaran STAD:
  1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjujung tinggi norma-norma kelompok.
  2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
  3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan bersama.
  4. Interaksi antar-siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka berpendapat.
  5. Meningkatkan kecakapan kelompok.
  6. Tidak memiliki rasa dendam.

 

  1. Kekurangan model pembelajaran STAD:

 

  1. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
  2. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan kerana peran anggota yang pandai lebih dominan.
  3. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

Berdasarkan uraian di atas mengenai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran STAD tersebut, dapat disimpulkan bahwa model STAD mampu menumbuhkan keaktifan pada peserta didik serta bisa diaplikasikan di dalam proses pembelajaran. *

Nurul Hidayah, S.Pd

PPG – PGSD Prajabatan UAD 2022