Pembelajaran Online Masa Pandemi

Pembelajaran Online Masa Pandemi

UMAT manusia sekarang ini sedang berada dalam kesedihan mendalam akibat mewabahnya coronavirus virus disease (Covid-19) yang melanda hampir di seluruh belahan dunia. coronavirus virus disease 2019 pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Berbagai negara telah menerapkan social distancing (pembatasan jarak sosial) yang dirancang untuk mengurangi interaksi antara orang-orang dalam komunitas yang lebih luas. Social distancing merupakan cara pencegahan dan pengendalian infeksi virus corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Kini, istilah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh pemerintah.

Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita Covid-19. Penerapan social distancing ini memang jauh berbeda dengan kebiasaan masyararakat Indonesia sebelum masa pandemi. Selain itu, ada beberapa contoh penerapan social distancing yang umum dilakukan yaitu bekerja dari rumah (work from home), belajar dari rumah, dan ibadah di rumah.

Indonesia spontan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah. Mengingat kembali pidato Nadiem (Mendikbud) pada upacara memperingati Hardiknas pada tanggal 2 Mei 2020, Mendikbud menyatakan bahwa ada hikmah dari adanya pandemi Covid-19 ini, di mana kita bisa merasakan proses pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang kelas, namun bisa di manapun dan kapanpun. Dan ini adalah kali pertama di mana hampir seluruh tenaga pendidik di Indonesia melaksanakan proses pembelajaran lewat online atau daring. Memang kita sudah berada pada Era Revolusi Industri 4.0 yang menuntut kita untuk semakin pintar memanfaatkan teknologi dalam memudahkan pekerjaan yang kita lakukan. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa belum semua pihak siap menerima kondisi pembelajaran seperti ini, baik itu dosen/guru sebagai tenaga pendidik maupun mahasiswa/siswa sebagai peserta didik.

Dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, tenaga pendidik perlu sarana. Sekadar alternatif, salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan tenaga pendidik adalah gadget. Zaman sekarang gadget bukan barang yang mewah, bahkan dijual dengan variasi harga dari yang murah sampai harga yang mahal. Buktinya, hampir semua orang memilikinya. Mulai anak kecil sampai orang tua, semua bisa menggunakannya untuk berbagai keperluan. Termasuk anak-anak yang jauh lebih pintar menggunakan gadget daripada orangtua . Atas dasar semua inilah gadget sangat berpotensi sebagai sarana pembelajaran.

Menggunakan gadget sebagai sarana pembelajaran jarak jauh, perlu aplikasi tambahan, seperti WhatsApp, google form, google sheet, google slide, dan google drive. Aplikasi tersebut umumnya aplikasi bawaan dalam gadget. Jika aplikasi-aplikasi tersebut tidak tersedia sebagai aplikasi bawaan, pengguna dapat mengunduhnya di playstore yang juga merupakan aplikasi bawaan pada gadget bersistem operasi android.

Penggunaan WhatsApp sebagai media pembelajaran digital tidak terlepas dari fungsi dan peranannya. Pertama, sebagai sarana edukasi yaitu WA sebagai alat untuk mentransformasi materi bahan ajar kepada siswa serta alat untuk mengontrol ucapan, sikap, dan karakter siswa. Kedua, sebagai sarana evaluasi yaitu mencakup evaluasi kegiatan, evaluasi nilai ulangan, maupun evaluasi sikap. Ketiga, sebagai sarana penyambung informasi. Keempat,sebagai sarana layanan konsultasi dan menjalin silaturrahmi melalui chatt. Kendala yang ditemukan pada penerapan aplikasi WhatsApp sebagai salah satu metode pembelajaran adalah keaktifan diskusi anggota grup yang tidak menyeluruh.

Penggunaan google slide dapat memberikan materi pembelajaran. Aplikasi ini menyerupai Microsoft Power Point dalam produknya Microsoft. Melalui aplikasi ini tenaga pendidik dapat memberikan point atau pokok-pokok materi pembelajaran. Setelah materi diberikan, tenaga pendidik dapat mengukur pemahaman siswa dengan melaksanakan tes. Untuk kegiatan ini tenaga pendidik menggunakan aplikasi Google Form. Nilai yang diperoleh siswa tersebut dapat diolah tenaga pendidik dengan menggunakan Google Sheet. Aplikasi ini mirip dengan Microsoft Excel. Dengan menggunakan aplikasi ini tenaga pendidik dapat memanajemen nilai siswa menggunakan berbagai fitur rumus yang disediakan dalam aplikasi ini. Semua hasil penilaian, materi pembelajaran, dan juga soal-soal yang dibuat tenaga pendidik dengan Google Form di atas dapat disimpan secara online. Penyimpanan bukan dengan flash disk atau hard disk eksternal tapi menggunakan Google Drive.

Pandemi Covid-19 sangat memberikan pengaruh terhadap pendidikan di Indonesia. Pemberlakuan kebijakan social distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan bekerja, belajar, dan ibadah online. Ditinjau dari berbagai aspek, jelas Covid-19 adalah musibah yang memberi dampak negatif kepada hampir semua sektor kehidupan manusia termasuk dalam bidang pendidikan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 juga memberikan kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk melek teknologi dan dengan pemberlakuan serba online ternyata menjadi pemicu percepatan proses transformasi digital pendidikan Indonesia. Jika sebelumnya berbagai wacana, kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang era industri 4.0 belum berhasil mencapai progres signifikan pada transformasi digital pendidikan Indonesia, Covid-19 atau virus corona justru memberikan dampak luar biasa terhadap transformasi digital menuju era pendidikan 4.0. *

Indri Adrenia Rahcmadhani

Mahasiswa Poltekkes Kemeskes Yogyakarta