Menyikapi Pemilu 2024, Ini Pesan Guru Besar UGM Prof Koentjoro

Prof Koentjoro berharap mereka yang kalah mengikuti aturan yang diterapkan oleh pemenang.

Menyikapi Pemilu 2024, Ini Pesan Guru Besar UGM Prof Koentjoro
Diskusi Mewujudkan Pemilu 2024 Bermartabat dan Berbudaya, Selasa (13/2/2024), di DPRD DIY. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Menyikapi situasi menjelang Pemilu 2024 yang tinggal hitungan jam, Guru Besar Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Koentjoro Soeparno mengajak semua kontestan Pemilu 2024 untuk bersikap nrima.

“Ini saatnya kita mengevaluasi diri. Sebagai orang Jawa,  nrima. Jika terpilih alhamdulillah, kalau tidak ya tidak apa-apa. Kita harus tabah. Ketika terpilih, ya itu sudah digariskan Tuhan. Sekali lagi, sebagai orang Jawa kita nrima, kemudian harus tabah dan tawakal,” ujarnya saat menjadi narasumber Forum Diskusi Wartawan Unit DPRD DIY, Selasa (13/2/2024).

Pada diskusi bertema Mewujudkan Pemilu 2024 Bermartabat dan Berbudaya yang dibuka oleh Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto, lebih lanjut Prof Koentjoro berharap para caleg maupun capres dan cawapres senantiasa berpikir untuk kemajuan bangsa.

Menurut dia, biaya penyelenggaraan pemilu tidak sedikit jumlahnya sehingga muncul istilah pilpres dan pileg itu ibarat judi yang terhormat atau perjudian untuk masa depan.

“Mohon para caleg untuk memunculkan diri bahwa saya mau berkorban untuk kemajuan bangsa. Tak perlu ngaya. Ngaya sudah kemarin waktu kampanye mencari pendukung sebanyak mungkin,“ pesan dia.

ARTIKEL LAINNYA: Mengagetkan, Hanya 9 Persen Lulusan SMA di DIY Terus Kuliah

Kalah dan menang di dalam pemilu adalah biasa. Maka, Prof Koentjoro berharap mereka yang kalah hendaknya pada lima tahun ke depan mengikuti aturan yang diterapkan oleh pemenang.

“Anda boleh melakukan gerakan tapi jangan merusak secara keseluruhan dan membuat tidak berjalannya program,” tambahnya.

Menjadi oposisi, lanjut dia, itu sifatnya hanya memberi bantuan pertimbangan. “Jangan sampai kita merusak negeri yang kita cintai ini tetapi belajar dari apa yang Tuhan berikan melalui peristiwa yang ada di sini. Orang Jawa sekarang mengatakan tapa ngrame, menjadikan  diri kita dewasa,” tandasnya.

Narasumber lainnya, Budayawan Achmad Charris Zubair, menyatakan pemilu merupakan momentum penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Kita semua berharap pemilu besok berjalan lancar, aman, tertib, damai dan menghasilkan pemimpin dan wakil kita yang terbaik. Tentu, proses sudah dilalui, dan memang harus kita akui ada hal-hal secara etika dan konstitusi menjadi catatan kita,” ungkapnya.

ARTIKEL LAINNYA: Aplikasi Sirekap Telah Diuji Coba secara Intensif

Kenapa pemilu 2024 penting? Menurut dia, bagaimana  pun pesta demokrasi lima tahunan menyangkut aspek kehidupan, tidak hanya sebagai pribadi tetapi bangsa dan negara.

“Yang dipertaruhkan adalah masa depan bangsa dan Negara, di dalamnya ada 278 juta manusia dan itu bukan jumlah yang kecil, sesungguhnya tidak boleh kita menjadikannya sekadar untuk memenuhi nafsu kepentingan atau hal-hal yang bersifat kekompok, ego, akhirnya mengorbankan kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata dia.

Charris Zubair mengakui, mewujudkan pemilu yang bermartabat memang perlu karena kehidupan manusia tidak lepas dari aturan, tata tertib, konstitusi atau yang berkaitan dengan perundang-undangan.

“Ada norma atau nilai yang kita taati. Ada nilai kemanusiaan, ada hal-hal yang bersifat moral,” ujarnya.

Selain itu, juga terdapat etika tidak tertulis yang dikontrol oleh hati nurani. Sedangkan etika tertulis dikontrol oleh hukum positif. “Hati nurani adalah proses untuk mencapai tujuan kehidupan manusia,” ucapnya. (*)