Mengagetkan, Hanya 9 Persen Lulusan SMA di DIY Terus Kuliah

Mengagetkan, Hanya 9 Persen Lulusan SMA di DIY Terus Kuliah

 

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Ada data mengagetkan yang terungkap, saat Anggota DPD RI Hafidh Asrom bertemu dengan Rektor UII Prof Fathul Wahid, Selasa (13/2/2024) di Kampus Terpadu UII. Fathul yang juga Ketua Aptesi DIY ini mengungkapkan, bahwa hanya 9 persen lulusan sekolah menengah atas di DIY yang meneruskan studi ke perguruan tinggi.

Menyitir data yang diungkapkan Dinas Pendidikan DIY, Fathul mengatakan, angka ini sangat mengkhawatirkan. Perlu langkah-langkah serius guna mengatasi problem ini, dan sekaligus mengantisipasi serta memitigasi risiko akibat ketimpangan yang terjadi.

“Saya kira harus melakukan langkah-langkah kongkrit untuk menyelesaikan persoalan ketimpangan pendidikan ini. Jangan sampai warga di Kota Pendidikan hanya menjadi penonton,” kata Fathul.

Hal ini disampaikan Fathul, sehubungan dengan roadshow yang dilakukan Hafidh Asrom ke sejumlah perguruan tinggi di Yogyakarta. Roadshow merupakan bagian dari upaya senator dari DIY ini, untuk memperjuangkan akses Pendidikan untuk masyarakat.

“Data ini mengusik saya dan tentu kita semua. Masak iya, warga asli Jogja yang berpredikat Kota Pendidikan, mayoritas lulusan SMA nya tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi. Jangan sampai kita hanya menjadi penontonlah,” kata Hafidh.

Upaya untuk mengurai problem ini, maka Hafidh menggagas program Beasiswa Istimewa. Hadfih sudah melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan perguruan tinggi di Jogja, untuk merealisasikan gagasan ini. Ide ini, menurut Hafidh, juga mendapatkan dukungan dari Anggota DPD RI lainnya yakni GKR Hemas.

“Ibu Ratu sudah menyatakan dukungannya. Semua ini demi DIY. Perlu kita upayakan agar ada akses yang lebih terbuka untuk warga asli Jogja mengenyam Pendidikan tinggi. Salah satunya melalui program beasiswa, yang semoga bisa didanai dari Dana Keistimewaan,” kata Hafidh.

Rektor UII Fathul Wahid juga menyatakan dukungannya terhadap gagasan ini. Menurutnya, pemberian beasiswa akan menjadi cara terbaik meningkatkan partisipasi warga, khususnya warga Jogja, mengenyam pendidikan tinggi. 

Dengan semakin meningkatnya jumlah warga yang berpendidikan tinggi, maka akan berdampak baik bagi upaya mendukung program pembangunan daerah.

“Kita sudah banyak pengalaman. Jangan sampai kondisi seperti di Betawi terulang di Jogja. Kita punya kewajiban yang sama untuk terus membangun dan meningkatkan kualitas SDM, khususnya warga Jogja,” lanjutnya. (*)