Menjelang Pilkada Sleman, Ini Harapan Pedagang Kecil
Kami butuh program subsidi khusus UMKM dan akses permodalan yang lebih mudah dari pemerintah daerah.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sleman November 2024, pelaku ekonomi mikro menaruh harapan besar kepada calon pemimpin daerah untuk mengatasi berbagai persoalan ekonomi yang kian menghimpit.
Dari pedagang pasar tradisional, pelaku UMKM hingga pekerja sektor informal menyuarakan aspirasi mereka untuk perbaikan sistem ekonomi yang lebih berpihak pada masyarakat kecil.
"Yang terpilih jadi Bupati Sleman nanti, kami berharap bisa memperhatikan nasib pedagang kecil seperti kami," ungkap Hesti Wulandari, pedagang gorengan dari Jabung, Tambak Bayan, saat ditemui Rabu (30/10/2024). Ibu dua anak ini mengaku pendapatannya terus tergerus akibat kenaikan harga bahan pokok yang tak terkendali.
Hesti menambahkan, saat ini untuk modal saja kami kesulitan. Minyak goreng naik, air naik, semua naik. Omzet hanya cukup untuk bayar sekolah anak dan kebutuhan sehari-hari. "Kami butuh program subsidi khusus UMKM dan akses permodalan yang lebih mudah dari pemerintah daerah," ujarnya.
Pengelolaan pasar
Di sektor lain, pedagang Pasar Pakem menuntut adanya pembenahan infrastruktur dan sistem pengelolaan pasar yang lebih baik. Subardi, pedagang ikan yang telah berjualan selama 15 tahun, menyoroti masalah pembagian zona pasar yang tidak efektif.
"Sudah bertahun-tahun kami menghadapi masalah ini. Saat hari pasaran Pon dan Legi, pedagang di utara sepi sementara di selatan membeludak. Harapan kami, bupati yang baru bisa menata ulang Pasar Pakem menjadi satu lokasi terpadu," jelasnya.
Menurut Subardi, revitalisasi pasar tradisional harus menjadi prioritas program pembangunan periode mendatang. "Tidak perlu yang mewah, yang penting tertata rapi dan nyaman untuk pedagang maupun pembeli. Pasar tradisional ini kan jantungnya ekonomi rakyat," tambahnya.
Sedangkan pekerja sektor konstruksi menyuarakan pentingnya pembentukan organisasi resmi yang dapat melindungi kepentingan mereka.
Butuh wadah
"Tukang batu dan buruh bangunan ini butuh wadah yang jelas. Tanpa organisasi, penghasilan kami tidak menentu. Kalau tidak ada proyek, ya tidak ada pemasukan," kata Joko, warga Bakalan Argomulyo.
Joko berharap pemimpin baru Sleman dapat memfasilitasi pembentukan asosiasi pekerja informal yang dapat membantu mengatur distribusi pekerjaan dan standardisasi upah.
"Kami butuh sistem yang bisa mengarahkan. Misalnya ada database tukang bangunan beserta keahliannya, jadi bisa lebih mudah dapat proyek," usulnya.
Dia menegaskan momentum Pilkada 2024 harus dimanfaatkan untuk mendorong perubahan kebijakan yang lebih pro-rakyat. "Kami berharap calon bupati tidak hanya memberikan janji-janji manis saat kampanye. Yang kami butuhkan adalah program kongkret menata ekonomi mikro di Sleman," tegasnya.
Akses modal
Berdasarkan aspirasi yang terkumpul dari berbagai elemen masyarakat, program prioritas yang diharapkan dari bupati terpilih mencakup pemberian subsidi dan kemudahan akses modal bagi UMKM.
Masyarakat juga mengharapkan adanya revitalisasi pasar tradisional yang memperhatikan aspirasi pedagang, serta pembentukan wadah resmi bagi pekerja sektor informal.
Selain itu, pengendalian harga kebutuhan pokok dan program pelatihan serta pendampingan usaha mikro juga menjadi harapan yang mendesak untuk segera direalisasikan. (*)