Mengenal Astriany, Pengusaha Mebel yang Ingin Membina UMKM Mulai dari Nol

Astriany memiliki pengalaman 25 tahun di dunia UMKM, baik di pasar lokal, regional, maupun internasional.

Mengenal Astriany, Pengusaha Mebel yang Ingin Membina UMKM Mulai dari Nol
Astriany, pengusaha mebel yang bangkit dari gempa Jogja menuju Pileg 2024. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Astriany, seorang pengusaha UMKM di bidang kriya, memiliki keinginan untuk mengembangkan UMKM di Bantul. UMKM merupakan salah satu penyumbang pendapatan yang tertinggi di daerah tersebut. Oleh karena itu, dia memutuskan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Bantul dari PDI Perjuangan.

"Saya ingin menjadi jembatan aspirasi bagi UMKM di Bantul, khususnya yang belum terfasilitasi oleh pemerintah," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (20/1/2024).

"Saya ingin membangun Rumah Perjuangan UMKM, di mana saya akan menampung dan memasarkan produk-produk UMKM dari berbagai bidang, seperti kuliner, fashion, digital," tambahnya.

Astriany memiliki pengalaman 25 tahun di dunia UMKM, baik di pasar lokal, regional, maupun internasional. Ia juga sering mengikuti pameran di berbagai benua seperti Australia, Asia, Amerika dan Eropa. Selain itu, juga selalu menjaga hubungan baik dengan para pembeli, tidak hanya secara digital, tetapi juga secara personal.

"Selain mengembangkan pasar, saya juga ingin membina UMKM dari nol, mulai dari mengurus legalitas, menghubungkan dengan pendanaan, melatih desain dan marketing, hingga memfasilitasi pameran-pameran. Saya ingin UMKM di Bantul bisa bersaing di tingkat internasional, seperti yang saya lakukan selama ini," ucapnya.

ARTIKEL LAINNYA: Dimulai 21 Januari, Inilah 11 Lokasi Untuk Rapat Umum di Bantul

Astriany yang memiliki nomor urut 3 Dapil 1 meliputi Kapanewon Sewon dan Kapanewon Bantul itu menekankan bahwa ia ingin memberikan contoh bagi perempuan-perempuan lainnya, khususnya di bidang UMKM.

Menurutnya, perempuan memiliki kapasitas yang lebih besar daripada laki-laki, tetapi belum mendapatkan kesempatan yang setara di Indonesia.

"Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa sukses di bidang apapun, tidak hanya UMKM. Saya ingin mendorong kesetaraan gender di masyarakat. Saya bangga dengan anak-anak saya, salah satunya sudah lulus sekolah kedokteran di Rusia. Saya juga mendapat dukungan dari suami saya, Ari Priyo, yang mengurus produksi," ungkapnya.

Jatuh bangun

Astriany mengaku tidak mudah mencapai kesuksesan seperti saat ini. Ia sudah menggeluti UMKM sejak 25 tahun silam, dengan nama usaha Jawa Classic. Produk-produk kriya yang dibuatnya sudah dibeli di seluruh benua mulai dari Australia, Asia, Amerika hingga Eropa.

Namun, ia juga pernah mengalami masa-masa sulit, terutama saat terjadi Bom Bali 1 dan 2 pada 2002 dan 2005. Banyak pembeli produk kerajinan yang berasal dari Australia sehingga ia merasakan dampak dari tragedi tersebut.

ARTIKEL LAINNYA: Politik Uang Masih Akan Menghantui Kampanye Terbuka Pemilu 2024, Ini Penyebabnya

"Saya sempat terjatuh saat itu, karena pasar saya anjlok. Tapi saya tidak menyerah, saya tetap berusaha bangkit dan mencari pasar baru. Saya juga terus mengembangkan produk saya, agar lebih berkualitas dan inovatif. Alhamdulillah, sekarang saya sudah bisa kembali berdiri dan bahkan menembus pasar internasional," ceritanya.

Tantangan bagi Astriany belum berakhir. Pada 2006, gempa bumi mengguncang Yogyakarta termasuk Bantul, yang merupakan lokasi usahanya. Saat itu, usahanya pun terkena imbas dari bencana alam tersebut.

"Gempa itu sangat menghancurkan. Banyak produk saya yang rusak. Saya juga kehilangan beberapa pekerja saya yang meninggal atau luka-luka. Saya sangat sedih dan bingung saat itu. Tapi saya tidak putus asa, saya tetap berdoa dan berusaha untuk bangkit lagi. Saya bersyukur masih ada keluarga, teman, dan pembeli yang mendukung saya," ungkapnya.

Tersimpan hikmah

Di balik bencana gempa bumi dahsyat yang mengguncang Yogyakarta pada 2006, rupanya tersimpan sebuah hikmah bagi usaha yang digeluti Astriany di bidang mebel.

Banyaknya reruntuhan kayu bekas rumah-rumah yang rusak akibat gempa tersebut memunculkan sebuah ide untuk mengumpulkan dan membelinya sebagai bahan baku.

ARTIKEL LAINNYA: Rekomendasi JNPK-NU, NU Bukan Untuk Mendukung Kekuasaan

Kemudian dengan berbekal wawasan dan bantuan internet, Astrany mulai membuat desain-desain produk yang unik dan antik.

Selain itu, karena tragedi gempa tersebut membuat banyak relawan-relawan dari berbagai daerah datang ke DIY, tidak terkecuali warga asing yang pada saat itu juga banyak mengunjungi workshop Jawa Classic yang berlokasi di Jalan Bantul Km 4 Dongkelan Panggungharjo Sewon Bantul. Hal itu tentu saja menjadi ajang promosi yang baik untuk produk-produk Jawa Classic.

"Berawal dari kebutuhan, saya mencoba memanfaatkan kayu-kayu bekas gempa yang banyak berserakan. Saya beli dengan harga murah, lalu saya olah menjadi produk mebel yang bernilai seni tinggi," terangnya.

"Saya juga belajar dari internet tentang desain-desain yang sedang tren di luar negeri. Saya kaget ternyata banyak yang suka dengan produk saya, bahkan ada yang dari luar negeri yang datang langsung ke workshop saya. Saya merasa ini adalah berkah gempa bagi saya," kata Astriany.

Dia berharap bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat Bantul, khususnya para pelaku UMKM, untuk memenangkan Pemilu 2024. Ia berjanji akan berjuang untuk membangun infrastruktur yang mendukung UMKM, terutama di daerah-daerah yang belum terfasilitasi.

"Saya ingin ikut membangun Bantul, terutama di daerah-daerah yang masih kurang infrastrukturnya. Saya ingin membuat UMKM di Bantul lebih maju dan sejahtera. Saya yakin dengan kerja keras dan kerja sama, kita bisa mewujudkan visi itu," ujarnya. (*)