Pasar Hewan Prambanan Sangat Memprihatinkan

Pasar Hewan Prambanan Sangat Memprihatinkan

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Pasar hewan Prambanan di wilayah Desa Kebondalem Kidul Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten merupakan pasar hewan milik Pemkab Klaten.

Meski terletak dipinggiran rel kereta api namun lokasinya sangat strategis. Bahkan pasar tersebut dinilai paling besar di Kabupaten Klaten.

Pasar hewan Prambanan tidak buka setiap hari. Pasar ini hanya buka setiap pasaran Pon dan Legi saja. Dari dua pasaran itu, pasaran Pon lebih ramai. Sebab pasar hewan yang buka saat Pon hanya di pasar hewan Prambanan.

Sedangkan pasaran hewan Legi ada di pasar hewan Prambanan dan pasar hewan Bonyokan Kecamatan Jatinom milik Pemerintah Desa Bonyokan.

Meski tercatat sebagai pasar hewan paling besar di Kabupaten Klaten namun kondisinya sangat memprihatikan. Setiap hujan turun, kawasan parkir tepatnya di dekat mushala selalu banjir. Saluran di sekitar tambatan ternak juga dipenuhi kotoran.

"Perhatian dari pemerintah terhadap pasar ini minim sekali. Pasar ini letaknya strategis dan di zona tengah. Seharusnya ada perhatian atau diperbaiki agar pedagang hewan nyaman," kata Waris, Ketua Paguyuban Pedagang Hewan Pasar Prambanan, baru-baru ini.

Selain kondisi pasar yang memprihatinkan, Waris dan pedagang hewan lainnya berharap pemerintah membelikan timbangan hewan.

Tujuannya supaya bisa seperti pasar hewan di daerah lain yang kondisi pasar dan peralatannya lebih representatif dilengkapi sarana dan prasarana.

Waris menambahkan, sebenarnya dirinya yang selalu berada di depan untuk menyuarakan aspirasi pedagang tidak henti-hentinya menyampaikan keluhan dan usulan pedagang. Namun yang terjadi usulan dan keluhan pedagang hanya diterima namun tidak ditindaklanjuti.

"Saya yang selalu di depan sebenarnya pekewuh. Tapi kenyataannya keluhan dan usulan pedagang tidak pernah ditindaklanjuti," terang Waris.

Di Pasar hewan Prambanan, ternak yang ada didominasi sapi dan kambing. Sapi yang masuk berasal dari beberapa daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta seperti Gunungkidul, Wates, Sleman, Bantul, dari Jatinom dan Muntilan.

Joko, pedagang sapi dari Karanganom Jatinom juga mengaku prihatin dengan kondisi pasar hewan Prambanan yang sepertinya kurang diperhatikan pemerintah daerah setempat. Dirinya kadang merasa malu bila bertemu pedagang dari luar Klaten.

"Kadang saya malu dengan teman-teman pedagang dari kawasan Yogyakarta yang merasa prihatin dengan kondisi pasar di sini (Pasar Hewan Prambanan). Kata mereka, pasar hewan tempat mereka bagus-bagus dan peralatan juga lengkap," kata Joko.

Begitu Bupati Klaten Sri Mulyani dan rombongan berkunjung ke pasar hewan Prambanan terkait pemeriksaan hewan dari virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada Selasa (17/5/2022) lalu, pedagang mengusulkan kepada bupati untuk memperbaiki atau membangun pasar hewan Prambanan.

Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Klaten, Supriyanto saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan untuk diperbaiki. Namun usulan itu belum bisa direalisasikan karena keterbatasan anggaran.

Pasar hewan Prambanan dibangun pada tahun 2012/2013. Pembangunan pasar hanya pada kios semata. Beberapa tahun kemudian ada kegiatan pemasangan paving di areal parkir. Namun tetap saja jika hujan turun air tetap menggenangi kawasan parkir. (*)