Menelisik Cara McD Jaga Kualitas Bahan, Prosedur Ketat Hingga Bantu Pemasok Investasi Alat
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Hadir sejak 1991, McDonald’s Indonesia saat ini memiliki kemitraan dengan lebih 50 pemasok bahan baku. Selain pertimbangan kepastian pasokan, begitu banyak mitra digandeng juga menjadi bagian dari upaya McD guna memastikan bahan baku yang mereka terima berkualitas dan memenuhi standar yang ditetapkan.
Associate Director of Operations PT Rekso Nasional Food, Peni Andayani mengatakan, selama lebih dari 30 tahun menjadi bagian dari keluarga Indonesia, menyajikan produk yang aman serta berkualitas merupakan prioritas utama dan komitmen jangka panjang McDonald’s Indonesia.
“Hal ini kami wujudkan, salah satunya dengan memastikan penggunaan bahan baku berkualitas untuk menyajikan beragam menu di 321 restoran kami yang ada di seluruh Indonesia,” kata Peni, dalam obrolan ringan dengan awak media, Kamis (25/7/2024) sore.
Peni Andayani mengatakan, di bawah naungan PT Rekso Nasional Food, McDonald’s Indonesia merupakan restoran cepat saji yang tumbuh dan berkembang bersama dengan masyarakat dan keluarga Indonesia.
Manajemen, memiliki misi utama untuk membuat momen menyenangkan menjadi mudah bagi semua orang. Sejalan dengan salah satu nilai perusahaan, yakni “Melayani (Serve)”, maka McD secara konsisten berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Melalui sajian menu-menu berkualitas dan memberikan manfaat besar bagi komunitas dan masyarakat.
“Kami juga memastikan keseluruhan rantai pasok dan kualitas produk yang disajikan memenuhi standar secara global. Mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga penyajian produk di restoran. Dalam hal ini termasuk bahan baku yang berasal dari mitra pemasok lokal. Secara keseluruhan, 75% bahan baku yang kami gunakan berasal dari pemasok lokal,”lanjut Peni.
Quality Assurance Manager McDonald’s Indonesia Imam Gazali menyatakan, sebagai perusahaan lokal yang mengembangkan jaringan restoran cepat saji di Indonesia, PT Rekso Nasional Food bekerja sama dengan lebih dari 50 mitra pemasok lokal. Mereka menyuplai bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti daging ayam, sayuran, telur, beras, cabai, bumbu racikan, hingga minyak goreng.
“Setiap bahan baku yang masuk ke dapur kami telah melewati serangkaian inspeksi dan pengujian cermat. Pemasok wajib mematuhi standar global McDonald's, termasuk dalam aspek keamanan pangan, keberlanjutan, dan kesehatan hewan. Kami melakukan audit berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap standar tersebut, di setiap tahap produksi, mulai dari peternakan hingga ke meja pelanggan,” tambah Imam.
Dukung Pemasok
Guna memastikan standarisasi dari kualitas bahan baku terjaga, McDonald’s juga memiliki berbagai program yang mendukung pengembangan kemampuan dan pengetahuan mitra pemasok. Seperti pelatihan dan pembinaan, pengembangan kapasitas, bantuan pinjaman modal, serta pengadaan alat-alat pertanian modern. Langkah ini, terbukti turut membantu mitra pemasok dalam mengembangkan bisnis serta meningkatkan kualitas bahan baku yang dihasilkan.
Seluruh daging ayam yang akan dimasak, kata Imam, berasal dari peternak ayam lokal terpilih yang telah memiliki keamanan pangan dan kualitas produk. Supaya ayam selalu dalam kondisi baik dan sehat, pihaknya menerapkan pelaksanaan Keamanan Hayati (Biosecurity) dan Prinsip Kesehatan dan Kesejahteraan Hewan (Animal Health Welfare). Selain itu, dokter hewan atau veteriner selalu memantau kesehatan hewan, dan bertindak cepat untuk melakukan pengobatan jika ada ayam yang terlihat tidak dalam kondisi terbaiknya.
“Kami sudah tentu menjamin semua menu mengikuti prosedur dan sertifikat yang berlaku di Indonesia. Hal ini terbukti dengan keberhasilan kami menjadi restoran cepat saji pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1994. Kemudian diperkuat hingga akhirnya kami menjadi restoran cepat saji pertama yang mendapatkan sertifikat halal sepanjang masa dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag). Kami juga mengantongi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) diterbitkan oleh pemerintah daerah dimana resto kami beroperasi,” lanjutnya. (*)