Mendalami Ecoprint saat Isoman, Kini Karya Tika Setya Mendunia

Mendalami Ecoprint saat Isoman, Kini Karya Tika Setya Mendunia

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA - Pandemi membawa berkah, istilah mainstream ini diakui Tika Setya menimpa dirinya. Tika adalah seorang penyedia model dan fashion enthusiast yang pertamakalinya ikut serta dalam perhelatan AEPI Fashion Festival (AFF) 2022.

Eco-print belakangan ini menjadi teknik baru yang ramai digemari penggemar mode dunia. Bukan hanya karena motif yang indah, natural dan tak terduga, proses membuatnya yang relatif mudah serta ramah lingkungan menjadikan eco-print sebuah alternatif baru.

"Bagi saya pribadi, dunia eco-print juga sangat baru, awalnya menekuninya justru saat harus menjalani isolasi mandiri karena OTG (orang tanpa gejala-red) pada masa Covid-19 lalu," kata Tika kepada wartawan saat ditemui ditengah mempersiapkan peragaan busana perdananya di ajang AFF 2022 Sabtu (30/10/2022) di Plaza Ambarrukmo.

"Saat menjalani isolasi yang panjang, tapi tubuh sehat-sehat aja yaudah nyari kesibukan. Mengulang kembali ilmu eco-print yang sebelumnya pernah dipelajari. Buat-buat karya eco-print di rumah," lanjutnya.

Tika mengakui banyak teman yang support kegiatannya ini. Disaat dia harus tetap dirumah, beberapa sahabat bersedia mengirimkan apapun yang dia butuhkan. "Beberapa bahan minta di-gojek-kan temen, kalo daun-daun saya gak kuatir. Banyak tersedia di sekitar rumah," imbuhnya.

Hasil dari ekplorasi saat masa isolasi ini membuat Tika jatuh cinta kepada salah satu daun yang digunakan untuk motif eco-print yaitu daun Lanang (Oroxylum Indicum). Di dunia eco-print daun Lanang memang salah satu bahan pembuat motif yang populer.

"Memang banyak daun-daun lain, daun jati juga banyak dipakai, tapi daun lanang bagi saya juga mudah didapatkan dan hasilnya langsung bagus, saya suka," kata Tika.

Saat ini Tika memang hanya membuat karya-karya untuk wanita. Warna-warna natural dipadukannya dengan desain-desain yang kasual. Perihal warna dia mengakui memang merupakan tantangan tersendiri, pasalnya dalam pengolahan menjadi warna seperti yang diiinginkan banyak faktor yang akan mempengaruhi.

"Kita gak bisa membuat warna yang sama persis, karena faktor bahan dan cuaca sangat mempengaruhi hasilnya. Misal saat dikeringkan pada saat panas atau mendung hasilnya akan berbeda. Kita pinginnya merah banget, tapi setelah proses selesai ternyata hasilnya merah tapi agak gelap," terangnya.

Karya-karya hasil eksplorasi ini pun sempat dipamerkannya hingga Medan, Sumatera Barat. Sebuah capaian yang tidak ia bayangkan sebelumnya.

"Hasilnya lumayan, bisa bikin dapur ngebul," ujarnya.

Khusus dalam perhelatan AFF 2022 yang diselenggarakan di Plaza Ambarrukmo sejak 30 Oktober - 1 November 2022 ini Tika Setya yang juga merupakan ketua Pawonjogan ini menampilkan enam koleksi terbarunya. Dia pun berkolaborasi dengan desainer kenamaan Uzy Fauziah.

"Saya bisa tampil disini berkat dukungan semua sahabat-sahabat saya," tutupnya.(*)