Menanam Benih Harapan Melalui Pesta Boneka di Yogyakarta

Pesta Boneka #9, Festival yang telah berjalan selama 16 tahun ini akan menghadirkan 120 seniman dari 33 kelompok yang berasal dari 25 negara.

Menanam Benih Harapan Melalui Pesta Boneka di Yogyakarta
Foto bersama seusai konferensi pers Pesta Boneka #9 di Artotel Yogyakarta. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA - Di tengah hiruk pikuk acara kesenian di Yogyakarta, sebuah festival unik akan kembali mewarnai lanskap budaya Indonesia. PESTA BONEKA #9, festival teater boneka internasional yang digelar oleh Papermoon Puppet Theatre, siap menghadirkan "Seeds of Hope" atau benih-benih harapan ke Yogyakarta pada 23-27 Oktober mendatang.

"Kami percaya bahwa kesenian, khususnya teater boneka, dapat menjadi media untuk menanamkan banyak benih harapan," ujar Maria Tri Sulistyani, atau yang akrab disapa Ria Papermoon, pendiri Papermoon Puppet Theatre dan motor penggerak di balik PESTA BONEKA saat konferensi pers pada Jumat (18/10/2024) lalu.

Festival yang telah berjalan selama 16 tahun ini akan menghadirkan 120 seniman dari 33 kelompok yang berasal dari 25 negara.

"Tahun ini kami menerima sekitar 100 proposal dari 38 negara. Ini menunjukkan bahwa PESTA BONEKA telah menjadi salah satu festival teater boneka yang diperhitungkan di kancah internasional," tambah Ria.

Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, PESTA BONEKA #9 akan dipusatkan di satu lokasi, Kampoeng Media Resort Yogyakarta.

"Kami ingin menciptakan ruang di mana seniman dan penonton dapat saling berinteraksi lebih intens, berbagi momen dan inspirasi," jelas Ria.

Keragaman seniman dan karya yang dipresentasikan menjadi daya tarik utama festival ini. Bernd Ogrodnik dari Islandia, seniman boneka terkenal dari National Theatre of Iceland, akan hadir membawakan karyanya.

Sementara itu, kolaborasi unik antara Papermoon Puppet Theatre (Indonesia) dan Usaginingen (Jepang) juga menjadi salah satu pertunjukan yang ditunggu-tunggu.

"Kami juga sangat antusias dengan kehadiran seniman-seniman muda berbakat seperti Bright Ong dari Malaysia/Singapura dan Jae Sirikarn Bunjongtad dari Thailand. Mereka membawa perspektif baru dalam seni teater boneka yang sangat menyegarkan," ung

Beberapa karya yang akan ditampilkan mencakup beragam teknik dan gaya teater boneka. Mulai dari teater bayangan oleh Dreams and a Heart dari Inggris, hingga perpaduan teknologi dan boneka tradisional oleh Lìzé Puppet Art Colony dari Taiwan.

"Tahun ini kami juga memiliki Mighty Woman Mini Puppet Collective, sebuah kolaborasi seniman wanita dari Thailand, Taiwan, Amerika, dan Vietnam. Mereka akan membawakan karya yang mengangkat isu-isu perempuan melalui medium boneka mini," tambah Ria.

Selain pertunjukan utama, festival ini juga menawarkan lokakarya dan diskusi yang dipimpin oleh para seniman ternama. Marianna Lis dari Polandia akan berbagi pengetahuannya tentang dramaturgi teater boneka, sementara Tom Lee dari Amerika Serikat akan mengajarkan teknik manipulasi boneka kontemporer.

Yang menarik, tahun ini PESTA BONEKA menginisiasi program "ON WHEELS", di mana beberapa seniman akan melanjutkan perjalanan mereka ke Jakarta dan Bandung setelah festival.

"Ini adalah upaya kami untuk memperluas jangkauan dan akses atas medium teater boneka," jelas Ria.

Meski dikenal sebagai festival internasional, PESTA BONEKA tetap mempertahankan semangat independen dan gotong royong.

"Kami melakukan berbagai upaya penggalangan dana, mulai dari pentas keliling hingga proyek 'DINING ROOM' yang kami gelar di rumah Dian Sastrowardoyo September lalu," ungkapnya.

PESTA BONEKA #9 menjadi bukti bahwa seni teater boneka bukan sekadar hiburan anak-anak, tapi juga medium yang powerful untuk menyampaikan pesan dan menanam harapan.

"Melalui keragaman karya dan seniman yang hadir, kami ingin mengajak masyarakat untuk melihat dunia dari berbagai perspektif, dan mungkin menemukan harapan baru di dalamnya," tutupnya. (*)