Membonceng Motor, Wamensos Agus Jabo Cek Rumah Calon Siswa Sekolah Rakyat
Presiden Prabowo Subianto tegas menyatakan calon siswa Sekolah Rakyat harus benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Menindaklanjuti perintah Presiden Prabowo Subianto, Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono, Sabtu (10/5/2025), melakukan pengecekan langsung (ground check) rumah calon siswa Sekolah Rakyat di Bantul sekaligus bertemu keluarganya.
Membonceng sepeda motor melaju di gang-gang sempit yang tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat, pagi itu dua rumah yang dikunjunginya. Didampingi jajarannya serta Dinas Sosial DIY, pertama, Agus Jabo mendatangi rumah calon siswa, Alfian, di Sanggrahan Sonopakis Bantul. Sedangkan kunjungan kedua di Soragan Bantul.
Begitu sampai di rumah Ngadiman, orang tua dari Alfian, turun dari motor Agus Jabo langsung menyapa tuan rumah. Di rumah petak dengan atap seng dan penyangga bambu serta minim perabotan kecuali hanya kasur kapuk tanpa sprei terhampar di lantai sebagai alas tidur, Agus Jabo mengajak dialog keluarga itu termasuk dengan sang ayah yang sehari-harinya menjadi buruh.
Intinya, Wamensos mengabarkan Alfian dalam waktu dekat, dijadwalkan Juli 2025, segera masuk Sekolah Rakyat, sekolah asrama yang diperuntukkan warga tidak mampu sebagai program dan wujud totalitas kepedulian dari Presiden RI kepada rakyatnya.
Wamensos Agus Jabo Priyono, Sabtu (10/5/2025), mengunjungi rumah Alfian, calon siswa Sekolah Rakyat di Bantul. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Selain membawa bingkisan bantuan kasur, sembako dan lemari, Agus Jabo juga menyemangati Alfian supaya tetap bersemangat, tangguh, tidak minder dan rendah hati.
Hal serupa disampaikan Agus Jabo saat mengunjungi Galuh, calon siswi Sekolah Rakyat yang tinggal di Soragan. Sama dengan kondisi Alfian, rumah yang ditempati Galuh terbuat dari bambu.
Beberapa bambu penyangga atap seng itu tampak melengkung sehingga terpaksa ditopang beberapa bilah bambu supaya tidak roboh. Diperoleh informasi, rumah itu bukan milik pribadi melainkan sewa tanah kas desa.
Galuh tinggal bersama sang ibu, Sri Murwati. Sedangkan ayahnya sudah meninggal. Untuk menghidupi empat orang anaknya Ny Sri bekerja sebagai tukang masak pada salah satu rumah makan.
Pemberian bantuan untuk calon siswa Sekolah Rakyat di Bantul. (sholihul hadi/koranbernas.id)
"Kamu harus bangga. Ibumu orang hebat, walaupun bekerja sebagai tukang masak meminta anaknya jadi orang hebat bisa sekolah tinggi," ujarnya.
Saat berdialog dengan Galuh yang bercita-cita menjadi pramugari, Agus Jabo menyampaikan Presiden RI Prabowo Subianto tegas meminta calon siswa Sekolah Rakyat harus benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu.
"Kita sudah kroscek ke Makassar, Jawa Tengah, Jawa Timur, profil keluarga calon siswa Sekolah Rakyat rata-rata bapak ibunya buruh dengan penghasilan Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Untuk menyekolahkan anak kan berat. Sekolah Rakyat diprioritaskan untuk anak-anak seperti Alfian, Galuh maupun Naila di Makassar," ungkapnya.
Wamensos menambahkan Sekolah Rakyat merupakan bentuk kehadiran pemerintah membantu keluarga tidak mampu. "Bapak Presiden ingin pemerintah sekuatnya hadir membantu untuk memutus transmisi kemiskinan," ujarnya.
Wamensos Agus Jabo Priyono berdialog dengan calon siswi Sekolah Rakyat saat melaksanakan ground check ke Bantul. (sholihul hadi/koranbernas.id)
Kepada wartawan Agus Jabo menyatakan Kemensos optimistis tahun ini bisa segera dibuka 100 Sekolah Rakyat. Saat ini sudah siap 53 titik. Sedangkan setiap rombel (rombongan belajar) 25 orang.
"Satu titik bisa ada empat rombrl, delapan atau sepuluh. Ya, target kita di atas 10 ribu sekarang ini," katanya.
Program Sekolah Rakyat diperuntukkan jenjang SD, SMP dan SMA. Semula, konsepnya khusus SMA namun Presiden Prabowo menghendaki SD dan SMP juga dimasukkan.
Agus Jabo menambahkan saat ini tim sedang keliling dan berkoordinasi dengan pemda kabupaten/kota maupun provinsi kaitannya dengan penyediaan lahan.
"Saya pikir setiap daerah pasti ada. Kita minta untuk bulan Juli tersedia lahan sekaligus ada bangunan, kita revitalisasi menjadi kelas, asrama, laboratorium, dapur, tempat makan. Kita bikin Satgas yang isinya kementerian, lembaga dan badan terkait," tambahnya.
Asesmen
Disebutkan, untuk kurikulum dan guru diampu oleh Kementerian Disdakmen, sarana dan prasarana dikerjakan oleh Kementerian PU sementara siswa menjadi tanggung jawab Kemensos bersama pendamping PKH maupun Dinas Sosial.
"Kita buat asesmen calon siswa sesuai DTSN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional) untuk mengetahui bagaimana kondisi rumah dan profil keluarga calon siswa," kata dia.
Atas perintah Presiden Prabowo, lanjut dia, penyediaan lahan Sekolah Rakyat seluas 8 hektar. Saat ini setiap pemda sedang menginventarisasi aset lahan mereka untuk menyambut pembangunan Sekolah Rakyat.
Inilah bentuk kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah mengingat pemda kesulitan menyekolahkan warganya yang kurang mampu, pemerintah pusat kemudian membangun sekolah rakyat. (*)