Membakar Uang Kertas, Berharap Rezeki Imlek

Membakar Uang Kertas, Berharap Rezeki Imlek

KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Dua kipas angin gantung berputar kencang di ruang utama Klenteng Fuk Ling Miau, Gondomanan, Yogyakarta, Jumat malam (24/01/2020). Asap yang mengepul dari ratusan dupa tak juga beranjak pergi dari ruangan. Padahal, ruang utama itu bersebelahan dengan ruang terbuka tanpa atap.

Ketua Klenteng Fuk Ling Miau, Angling Wijaya, berulang-ulang membakar kertas lipat berbentuk seperti kipas, persembahan warga Tionghoa yang datang untuk bersembahyang di klenteng. Kertas berwarna kuning emas bergambar simbol warna merah itu, diibaratkan sebagai uang. Angling menyulutkan kipas kertas itu dan diserahkan kepada ajudannya untuk kemudian ditaruh di dalam tong warna merah. Tong ditempatkan di ruang terbuka, sehingga asap membumbung ke angkasa.

Seorang warga Tionghoa, Belly Angling Contessa, kepada koranbernas.id usai berdoa, mengatakan membakar kertas uang itu tradisi yang terus dijaga sejak zaman dulu. Makna tradisi itu agar Dewa-Dewi yang menerima persembahan menganugerahi rezeki berlimpah.

Menurut Angling Widjaya, sejak Jumat pagi warga Tionghoa terus berdatangan untuk berdoa di Klenteng. "Ketika Imlek tiba, seiring turunnya para Dewa dari Kahyangan, umat Tionghoa akan menyambutnya dengan suka cita," kata Angling.

Pergantian Tahun Babi ke Tahun Tikus 2571, bertepatan dengan 25 Januari 2020 di Klenteng Fuk Ling Miau ditandai dengan pertunjukan barongsai dan pesta kembang api, tepat pada pergantian tahun. (iry)