Masyarakat Masih Bisa Beraktivitas pada Jarak Aman Zona Bahaya Merapi

Masyarakat Masih Bisa Beraktivitas pada Jarak Aman Zona Bahaya Merapi

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Menindaklanjuti terjadinya erupsi Gunung Merapi, Sabtu (11/3/2023), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman bersama sejumlah pihak terkait melakukan koordinasi sekaligus memantau kesiapan penanganan bencana di beberapa tempat, Minggu (12/3/2023).

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Kapolresta Sleman Kombes Pol Aris Supriyono, Dandim/0732 Sleman Letkol Arm Danny AP Girsang S Sos M Han, Kepala BPTTKG Agus Budi Santoso, Kepala BPBD Sleman Makwan dan Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid.

Kegiatan pemantauan dilakukan di beberapa tempat, di antaranya di pos pengamatan Gunung Api Merapi Kaliurang, pos pantau Merapi Turgo, Desa Wisata Turgo dan bertemu stakeholder pariwisata di Umbulharjo Cangkringan.

Danang Maharsa meminta masyarakat tidak perlu terlalu panik namun diimbau tetap waspada dan tetap berada pada jarak aman. Dia juga menyebutkan jalur evakuasi dan barak pengungsian saat ini dalam kondisi siap digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Terkait aktivitas pariwisata dan perekonomian di sekitar Gunung Merapi, Danang mengatakan masyarakat masih bisa melakukan kegiatan tersebut dengan tetap memperhatikan jarak aman.

Bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar Gunung Merapi diharapkan bisa turut aktif melaporkan perkembangan aktivitas Gunung Merapi kepada pihak yang berwenang.

"Saya harap pelaku wisata, masyarakat, pelaku ekonomi, terus meningkatkan kewaspadaan dan komunikasinya dengan fasilitas apapun, baik dengan HT, HP dan lainnya," kata Danang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan, menjelaskan pihaknya telah membuat rencana kontinjensi dampak erupsi ini dengan jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Merapi.

Dengan begitu, maka ada tujuh Kalurahan yang masuk radius tersebut di antaranya Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Purwobinangun, Hargobinangun, Girikerto, dan Wonokerto.

"Kalau BPTTKG sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer, maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi," jelas Makwan.

BPBD Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian. Setiap padukuhan di tujuh kalurahan teratas juga dibekali SOP terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.

Kepala BPTTKG, Agus Budi Santoso, menyampaikan Merapi mengalami erupsi secara signifikan sejak Sabtu hingga Minggu siang, yakni sebanyak 52 kali. Meski begitu, erupsi Merapi sudah terjadi secara terus menerus sejak 4 Januari 2021.

"Jika dikatakan Merapi erupsi hari Sabtu kemarin, iya benar. Tapi sebenarnya Merapi erupsi sudah dua tahun lebih, yakni sejak 4 Januari 2021, dan status siaga pada 5 November 2020," jelas Agus.

Agus berharap stakeholder dapat menyikapi erupsi ini secara proporsional agar tidak terjadi panik yang berlebihan. Menurutnya masyarakat juga masih bisa beraktivitas seperti biasa di luar zona bahaya erupsi Merapi.

"Sebab Merapi ini juga mempunyai sisi manfaatnya bagi masyarakat, baik itu pariwisata, perekonomian, pertanian, dan lainnya," kata Agus. (*)