Ganggu Aktivitas, Warga Senden Protes Proyek Tol Jogja-Solo

Ganggu Aktivitas, Warga Senden Protes Proyek Tol Jogja-Solo

KORANBERNAS.ID,KLATEN - Proyek Pembangunan jalan tol Jogja-Solo di Desa Senden Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten dikeluhkan warga. Pasalnya, pembangunan proyek strategis nasional (PSN) tersebut telah membawa dampak negatif bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Tidak hanya polusi udara, pelaksanaan proyek juga mengganggu aktivitas warga sekitar, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang ada di dekat proyek, mengganggu arus lalu lintas dan juga mengganggu aktivitas ibadah warga. 

Sekedar diketahui, di sekitar proyek jalan tol tersebut terdapat SD Negeri Senden, SMK Negeri 2 Klaten dan tempat ibadah. Selain itu, ruas jalan Senden-Sekarsuki Klaten Utara yang dibangun proyek jalan tol tergolong jalur lalu lintas yang cukup ramai. Sehingga kehadiran truk-truk pengangkut material proyek jalan tol, termasuk muatan tanah urug sangat menggangu.

"Jelas mengganggu. Ya debu, jalan macet karena truk-truk dan bising. Pengendara sepeda motor sering jatuh karena truk-truk itu," kata Yudi, warga Desa Senden, Minggu (12/3/2023).

Dia mengakui, pembangunan jalan tol Jogja-Solo merupakan proyeknya pemerintah yang harus didukung oleh semua pihak. Namun yang perlu disikapi kata dia, implementasi dan dampak yang terjadi di lapangan. Selaku warga kata dia, dirinya hanya bisa menyampaikan keluhan kepada ketua RW dan pemerintah desa.

"Saya warga awam dan tidak bisa apa-apa. Saya hanya bisa ngeluh kepada pak RW dan desa (pemerintah desa)," ujarnya.

Senada diungkapkan Fadil, orang tua salah seorang murid SD Negeri Senden. Menurutnya, kehadiran truk-truk muatan tanah urug proyek jalan tol telah mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah sang anak. "Bagaimana kegiatan belajar mengajar di sekolah bisa tenang kalau setiap menit selalu ada truk yang beroperasi. Belum lagi alat berat seperti exa (excavator)," jelas Fadil.

Dia berharap pihak terkait dalam hal ini pelaksana proyek maupun mitranya dan dinas terkait agar memperhatikan juga keluhan masyarakat. (*)