Mampu Menurunkan Emisi, Sultan HB X Dukung Pengembangan Biomassa

Sultan HB X mendukung PT PLN EPI yang melakukan pemberdayaan masyarakat di Gunungkidul.

Mampu Menurunkan Emisi, Sultan HB X Dukung Pengembangan Biomassa
Sri Sultan Hamengku Buwono X, Iwan Agung Firstantara beserta jajaran pejabat PT PLN EPI serta Nani Hendiarti memberikan keterangan di sela FGD di Hotel Eastparc Yogyakarta, Kamis (21/3/2024) sore. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda)  DIY bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves) serta PT PLN Energi Primer Indonesia menggelar  Focus Group Discussion (FGD)  bertema Pengembangan Ekonomi Sirkular Melalui Revitalisasi Lahan Kritis, Kamis (21/3/2024) sore, di Hotel Eastparc Yogyakarta.

Acara itu dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Direktur Utama PT PLN EPI, Iwan Agung Firstantara dan jajaran pejabat PT PLN EPI serta Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti. FGD berlangsung sejak Rabu (20/3/2024) hingga Sabtu (23/3/2024).

Sultan HB X menyatakan mendukung PT PLN EPI yang saat ini melakukan pemberdayaan masyarakat dengan penanaman pakan ternak di Kalurahan Gombang dan Kalurahan Karang Asem Kapanewon Ponjong Gunungkidul.

Adapun jenis tanaman adalah Kaliandra, Gmelina (Jati Putih), Gamal dan Indigofera. Tanaman ini dirawat menggunakan pupuk organik faba dari residu PLTU Pacitan dan PLTU Adipala.

“Daunnya bisa diambil untuk pakan ternak, di mana di wilayah Gunungkidul sering kesulitan pakan terlebih saat musim kemarau dan peternak harus mencari rumput ke tempat yang jauh. Dahannya akan dipotong  dan digunakan sebagai bahan untuk bahan bakar biomassa di PLTU,” kata Sultan.

ARTIKEL LAINNYA: PLN EPI Menanam 50 Ribu Bibit Pohon untuk Pakan Ternak

Dengan program ini masyarakat merasakan manfaatnya. Penanaman telah dilakukan dua kali oleh PT PLN EPI dengan  luas lahan  masing-masing 30 hektar dan 50 ribu bibit. Lahan yang digunakan adalah milik Sultan Ground.

“Masyarakat saya lihat semangat  dalam program ini, dan pihak desa yang melakukan pembibitan. Jika satu tanaman harganya seribu, maka sekali tanam ada uang yang beredar dalam program ini Rp 50 juta di wilayah tersebut. Ini angka yang besar dan mendukung kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Jadi, masyarakat bisa mengambil manfaat dan PT PLN EPI juga mendapat manfaat bahan bakar biomassa sebagai pengganti bahan bakar batubara (fosil).

“Program ini selaras dengan filosofi DIY yakni Memayu Hayuning Bawono. Di mana UNESCO menterjemahkan sebagai konsep pembangunan berkelanjutan,” tambah Sultan.

Iwan Agung Firstantara mengatakan PT PLN EPI melakukan pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat dalam program penanaman ini. Selain di tanah SG, masyarakat juga melakukan penanaman mandiri di lahan mereka termasuk  juga di lahan kritis.

ARTIKEL LAINNYA: PT PLN EPI Bantu Warga Gunungkidul Membuat Pakan Ternak Silase

Pola pendampingan dan kemitraan ini juga dilakukan di wilayah Cilacap, Banten, Tasikmalaya dan Kalimantan Utara (Kaltara)  dengan konsep yang sama. Untuk penanaman mandiri luasnya bisa tiga kali lipat dari luasan program PT PLN EPI.

“Kita akan terus melakukan kemitraan, pendampingan dan pembinaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan juga penyediaaan biomassa bagi pembangkit kita,” katanya.

Penanaman merupakan salah satu program dari pengembangan kawasan ekonomi hijau (green economy) di DIY dalam rangka mendukung Net Zero Emission dengan melibatkan masyarakat Gombang dan Karang Asem.

Tanaman setelah berusia enam bulan daunnya bisa dipanen dan menjadi pakan ternak. Ranting atau batang akan dijadikan bahan bakar biomassa di PLTU Pacitan sebagai pengganti bahan bakar fosil (batu bara).

Saat ini biomassa yang digunakan PLTU PLN ada lima yakni serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang sawit, bonggol jagung dan bahan bakar jumputan padat.

ARTIKEL LAINNYA: Bersama PLN EPI, Sultan HB X Panen Perdana Pakan Ternak di Gunungkidul

PLN tidak hanya melakukan penanaman dan pendampingan kepada masyarakat cara mengelola hutan energi tapi juga  pengelolaan ternak termasuk pembuatan pupuk dari kotoran sehingga bisa menjadi rantai pasok biomassa. Selain itu juga mengembangkan UMKM binaan.

Penggunaan biomassa pada pembangkit dengan teknologi co-firing mampu mengurangi penggunaan batu bara 1-3 persen. Serta bisa menggantikan ketergantungan atas energi fosil secara bertahap. Teknologi co-firing adalah substitusi batubara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa. Teknologi ini mampu menurunkan emisi CO2 dari pemakaian batubara yang artinya dapat mengurangi pemanasan global. (*)