Bersama PLN EPI, Sultan HB X Panen Perdana Pakan Ternak di Gunungkidul

Tanaman ini kami rawat menggunakan pupuk organik Faba dari residu PLTU Pacitan dan PLTU Adipala.

Bersama PLN EPI, Sultan HB X Panen Perdana Pakan Ternak di Gunungkidul
Sri Sultan HB X, Irjen Suwondo Nainggolan dan Bagus Setiawan melakukan pruning pakan ternak di Dusun Gombang Ponjong Gunungkidul, Selasa (5/9/2023). (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X melakukan pruning perdana dan penyemaian benih tanaman pakan multifungsi di Lapangan Gombang Ponjong Kapanewon Ponjong Gunungkidul, Selasa (5/9/2023).

Pruning merupakan pemangkasan untuk penghilangan beberapa bagian tanaman. Di Ponjong, hasil pruning digunakan sebagai pakan ternak milik warga.

Tampak hadir Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan, Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PT PLN  Energi Primer Indonesia (EPI) Bagus Setiawan, Direktur Biomassa Antonius Ari Sujatmiko, Bupati Gunungkidu H Sunaryanta, Forkompinkap Ponjong dan masyarakat setempat.

Dalam sambutannya Bagus Setiawan  menjelaskan PLN terus berupaya mendukung program pemerintah menyediakan energi primer yang rendah emisi. Ini merupakan salah satu upaya menurunkan emisi gas rumah kaca dengan proyeksi sebesar 29 persen  hingga tahun 2030 serta  berkomitmen mendukung pemerintah mencapai carbonetral pada tahun 2060.

Penyemaian bibit tanaman pakan ternak. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Menurut dia, PLN menggunakan energi terbarukan bagi pembangkit energinya sebesar 23 persen pada tahun 2025 dengan jumlah penyediaan bahan bakar biomassa sebesar 10,2 juta ton per tahun.

Biomassa adalah bahan organik yang diperoleh dari tanaman dan digunakan sebagai energi dalam jumlah besar. Sisa bahan bakar yang 77 persen menggunakan batu bara.

Maka, kata Bagus, PLN EPI bekerja sama dengan Pemerintah DIY, Keraton Yogyakarta dan Pemkab Gunungkidul melakukan penanaman 50 ribu tanaman pakan ternak jenis Kaliandra, Gmelina (Jati putih - red), Gamal dan  Indigofera di Kalurahan Karangasem dan Gombang dengan luas 30 hektar di lahan Sultan Ground.

"Hari ini kita pruning perdana yang hasilnya bisa digunakan untuk pakan ternak sehingga membantu masyarakat. Apalagi musim kemarau yang biasanya kesulitan mencari pakan. Tanaman ini kami rawat menggunakan pupuk organik Faba dari residu PLTU Pacitan dan PLTU Adipala," terangnya.

Pemberian pakan ternak dengan daun Indigofera. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Setelah tanaman berumur dua tahun, ranting dan batangnya digunakan sebagai bahan bakar biomassa pada pembangkit di PLTU Pacitan Jawa Timur.

Selain menanam, lanjut dia, PLN EPI juga melakukan  pendampingan kepada warga untuk belajar  membuat pupuk organik Faba. Pupuk ini berbahan baku limbah hasil pembakaran batu bara dari PLTU.

"Kita awali dari Ponjong Gunungkidul sebagai pilot project. Nanti kita akan duplikasi ke daerah lain, sehingga dua tahun lagi target kita 23 persen pembangkit menggunakan biomassa bisa tercapai," katanya.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan Ponjong akan menjadi pintu gerbang peningkatan ekonomi khususnya pengembangan green economy.

“Kami menyampaikan ucapan terima kasih  atas program dari PLN EPI, Keraton Yogyakarta dan Pemda DIY karena sangat membantu peningkatan ekonomi warga," katanya.

ARTIKEL LAINNYA: KKN UAD Menginisiasi Hidup Sehat melalui Budidaya Toga

Gubernur DIY berharap adanya penanaman pakan ternak akan membantu warga. "Saya pernah tanya sama peternak, kalau musim kemarau mereka cari pakan  hingga Bantul, Sleman dan wilayah lain dengan biaya yang tidak sedikit. Maka dengan penanaman yang dilakukan PLN EPI sangat membantu warga khususnya peternak, karena menghemat biaya pakan," kata Sultan.

Raja Keraton Yogyakarta ini meminta masyarakat memanfaatkan lahan tersebut untuk bertanam secara tumpang sari. Misalnya diselang seling dengan tanaman sayuran. "Sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh warga di sini sebagai tambahan pendapatan," katanya.

Usai pruning, acara dilanjutkan penyemaian bibit tanaman pakan ternak dan memberi pakan kambing serta sapi dengan daun yang baru dipangkas tersebut.

“Saya bahagia, ada daun yang bisa kita ambil untuk pakan ternak. Bisanya kita kalau musim kemarau seperti sekarang cari pakan ternak sampai keluar daerah," kata Supomo (60),  peternak sapi warga setempat. (*)