Akibat Tiga Nakes Positif Covid-19, Puskesmas Butuh Ditutup Sementara

Akibat Tiga Nakes Positif Covid-19, Puskesmas Butuh Ditutup Sementara

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Purworejo kembali bertambah. Hasil uji swab dua hari terakhir, terdapat kasus positif sebanyak 15 orang pada hari Jumat (24/7/2020) dan 4 orang pada hari Kamis (23/7/2020), sehingga total menjadi 119 kasus. Selain itu ada 1 suspek (PDP) yang meninggal, namun hasil uji swab belum keluar.

Informasi tersebut disampaikan Juru Bicara Protokol Covid-19 Kabupaten Purworejo, dr Tolkha Amaruddin Sp THT KL, Jumat (24/07/2020). “Dari jumlah tersebut hanya 1 orang yang dirawat di rumah sakit, sedangkan lainnya melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ungkapnya.

Tolkha menjelaskan, dari 15 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari Jum'at, terdiri 5 orang warga Kecamatan Gebang, 2 orang warga Kecamatan Purworejo, 2 warga Kecamatan Banyuurip, serta warga Kecamatan Butuh, Bagelen, dan Bayan masing-masing 1 orang. Mereka terdiri dari dokter, ASN dan tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit dan Puskesmas.

Ada 3 tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Puskesmas Butuh terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga untuk sementara Puskesmas Butuh ditutup dari 24 Juli 2020 hingga 2 Agustus 2020 dan dibuka kembali 3 Agustus 2020.

Selain itu ada 3 warga Purworejo yang bekerja sebagai ASN di Kebumen, dan terdeteksi positif saat dilakukan swab oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen. Mereka merupakan warga Kecamatan Banyuurip, Butuh dan Pituruh.

Sedangkan untuk hari Kamis (23/7/2020), ada 4 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, yaitu 2 orang dari Kecamatan Gebang, 1 orang warga Kecamatan Purworejo dan 1 orang warga Kecamatan Bayan. “Selain itu, ada 1 orang suspek yang meninggal, yakni perempuan warga Kecamatan Purworejo. Meninggal Rabu (22/7/2020) malam pukul 23.30 di RSUD Dr Tjitrowardojo dan telah dimakamkan dengan protokol Covid-19,” paparnya.

Tolkha mengingatkan, saat ini warga yang bekerja di bidang pelayanan masyarakat banyak yang terkena Covid-19. “Oleh karena itu masyarakat wajib untuk lebih menaati protokol kesehatan,” harapnya.

Ia juga mengimbau agar masyarakat lebih selektif dan berhati-hati dalam mengadakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan. “Hajatan dan sejenisnya, kalau memungkinkan, sebaiknya ditunda. Kalau pun tetap dilaksanakan, harus dengan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini jangan dianggap remeh karena terbukti sudah ada klaster hajatan,” tandasnya. (eru)