Literasi Bencana, 12 Sekolah di Mlati Ukir Komitmen SPAB
Langkah monumental ini merupakan buah dari serangkaian penguatan kapasitas melalui edukasi dan pelatihan yang intensif.
KORANBERNAS.ID, SLEMAN--Gelombang kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana kian menguat di Kapanewon Mlati. Sebanyak 12 Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan gagah berani mendeklarasikan diri sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Rabu (30/4/2025), bertempat di SMPN 1 Mlati.
Langkah monumental ini merupakan buah dari serangkaian penguatan kapasitas melalui edukasi dan pelatihan yang intensif. Bak gayung bersambut, pengukuhan SPAB ini disambut hangat oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Stephanus Haenry Dharma Widjaja SH MPd, dalam sambutan Bupati Sleman yang dibacakannya, menekankan betapa krusialnya peran tenaga pendidik.
“Dengan dikukuhkannya sebagai SPAB, setiap pendidik mengemban amanah besar untuk menjadi teladan dan motor penggerak bagi peserta didik dalam menumbuhkan kepedulian terhadap penanggulangan bencana,” tegasnya.
Lebih lanjut, Haenry Dharma Widjaja menyoroti urgensi pembangunan budaya sadar bencana sejak usia dini, mengingat Sleman termasuk wilayah yang rentan terhadap berbagai ancaman bencana.
“Sekolah SPAB diharapkan tidak hanya mampu melindungi anak-anak saat musibah datang, tetapi juga membekali mereka dengan ketangguhan, kesigapan, dan rasa empati,” imbuhnya.
Momentum bersejarah ini ditandai dengan penandatanganan Deklarasi SPAB oleh perwakilan dari 12 sekolah terpilih. Mereka adalah SD Negeri Sinduadi Timur, SD Negeri Cebongan, SD Negeri Sinduadi 1, SD Negeri Bakalan, SD Negeri Tlogoadi, SMPN 1 Mlati, SMPN 2 Mlati, SMP Pamungkas Mlati, SMP Muhammadiyah 1 Mlati, SMP Muhammadiyah 3 Mlati, dan MTs Pamulangan Mlati.
Panewu Kapanewon Mlati, Drs Arifin M.Laws, turut menyampaikan kebanggaannya atas sinergi apik antara berbagai pihak, termasuk stakeholder dan dunia usaha, yang telah memungkinkan terwujudnya SPAB di 12 sekolah ini. Inisiatif ini sendiri digagas oleh Forum Koordinasi Penanggulangan Bencana (FKPB) Kapanewon Mlati Kabupaten Sleman.
“Kami berharap langkah ini dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk segera menyusul dan mendeklarasikan diri sebagai Satuan Pendidikan Aman Bencana,” ujar Arifin penuh harap.
Arifin juga memberikan contoh konkret tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana di sekolah-sekolah Sleman yang memiliki kerawanan tinggi terhadap longsor, puting beliung, gempa bumi, erupsi Merapi, dan potensi bencana lainnya. Menurutnya, antisipasi bencana harus dimulai dari tahap awal melalui asesmen, kajian risiko, pembentukan kelembagaan, hingga penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) yang komprehensif.
Dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Kapolsek, Danramil, Anggota DPRD Komisi A, tokoh masyarakat, dan instansi terkait lainnya, semakin memperkuat komitmen ini.
Sementara itu, Pembina FKPB Mlati, Andi S, berbagi kisah tentang bagaimana keterlibatannya dalam penanggulangan bencana melalui komunitas 328 menginspirasinya untuk membentuk FKPB di Kapanewon Mlati. FKPB ini kini menaungi 23 komunitas relawan kebencanaan.
“Kami berupaya mengajak mereka untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam mitigasi dan penanggulangan bencana, berkoordinasi sesuai dengan tugas masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih di lapangan,” jelas Andi S.
Deklarasi SPAB di 12 sekolah Mlati ini menjadi tonggak penting dalam upaya membangun generasi muda yang tangguh dan memiliki kesadaran tinggi terhadap risiko bencana. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain di Sleman dan seluruh Indonesia, demi mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman dan berketahanan terhadap berbagai ancaman bencana. (*)