Lima Putri Keraton Yogyakarta Luncurkan Perhiasan, Kolaborasi Bareng Happy Salma

Lima Putri Keraton Yogyakarta Luncurkan Perhiasan, Kolaborasi Bareng Happy Salma

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Lima puteri Keraton Yogyakarta berkolaborasi bersama artis Happy Salma menggarap karya seni yang terinspirasi dari keindahan dan filosofi bunga-bunga yang tumbuh di sekitar lingkungan keraton. Kalau pada 2019 keduanya meluncurkan beragam varian perhiasan bertajuk Puspita, maka tahun ini meluncurkan Kemuning.

Kelima perhiasan itu terinsipirasi para putri Keraton Yogyakarta dan permaisuri Raja Keraton Yogyakarta, GKR Hemas. Sebut saja Perhiasan Putri Kemuning MKB terinspirasi GKR Mangkubumi, Putri Kemuning CDK terinspirasi dari GKR Condorkirono dan Putri Kemuning MDR terinspirasi dari GKR Maduretno.

Perhiasan Putri Kemuning GKH dari GKR Hayu dan Putri Kemuning GKB terinspirasi dari GKR Bendara. Sedangkan perhiasan Ratu Kemuning terinspirasi dari GKR Hemas.

"Saya sungguh menantikan kembali kolaborasi ini. Selain mereka mengampu peran sebagai putri keraton, seorang Ibu, wanita karier, juga mengambil peran dalam berbagai aktivitas sosial, namun mereka juga adalah pribadi sehari-hari yang ingin terus mengasah diri, mengaktualisasikan kreativitas, dan memiliki lapis emosi serta perasaan yang kompleks. Hal ini menarik untuk kami amati, resapi, dan tuangkan dalam kreativitas seni perhiasan," papar Happy Salma selaku founder dan creative conceptor Tulola di Nurkadhatyan SPA, Gandhok Royal Ambarrukmo, Jumat (6/8/2022).

Menurut Happy, koleksi Kemuning selaras dengan tema utama Tulola tahun 2022 yakni Wanita dan Alam. Proses pengerjaan produk ini merupakan 100 persen pengerjaan tangan dengan pola gergaji, ditatah, dibentuk, dirangkai dengan patri dan finishing memerlukan waktu dua hingga tiga hari untuk setiap produknya.

Di studio Tulola, dilakukan proses pelapisan emas 18 karat dan penambahan mother of pearl, batu white crystal, batu rose quartz. Selain itu diberikan sentuhan akhir yang saksama untuk melahirkan kualitas terbaik untuk koleksi mereka. "Kami terinspirasi dari perhiasan yang dipakai para putri keraton," jelasnya.

Putri pertama Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi,  mengungkapkan Kemuning merupakan bunga yang ditanam dan dirawat di lingkungan Keraton Yogyakarta sebagai simbol selalu berbuat kebaikan. "Kemuning, baik bunga maupun helaian daunnya merupakan lambang kesucian dan kejernihan pikiran," ujarnya.

Selain terinispirasi dari keindahan bunga dan daun Kemuning, terdapat pula beberapa bunga lain yang jadi inspirasi. Di antaranya mawar, melati, dan kantil yang ditanam di lingkungan keraton juga memiliki filosofi mendalam. Jika dipadukan, makna ketiga bunga tersebut seakan memberi gambaran pendidikan bertutur kata bagi penghuni keraton dan masyarakat luas dalam berucap dengan lembut, penuh ketulusan, hingga terkenang dalam hati.

Dalam Serat Salokapatra, pohon kemuning yang ditanam di belakang Siti Hinggil. Tanaman ini diibaratkan seorang wanita sebagai pendamping pria yang selalu memberikan dukungan dan merupakan rahasia kekuatan.

GKR Mangkubumi menambahkan, selain identik dengan simbol seperti naga merupakan perwujudan maskulin, keraton juga dekat dengan lambang putri yang berwujud bunga. Dalam hal tradisi budaya keraton dekat dengan mawar putih, mawar merah, kenanga, kantil dan kemuning sebagai simbol perempuan.

Oleh karena itu keraton berkolaborasi dengan pemilik Tulola Jewelry, Happy Salma untuk mengkreasikan bunga keraton ke bentuk perhiasan yang bisa dipakai secara harian oleh masyarakat.

“Kali ini mengangkat bunga di lingkungan keraton. Agar bunga tersebut tidak hanya dipakai kalau ada tradisi, ada ritual adat di Kraton, tetapi bisa ditarik bisa tercipta pada perhiasan yang bisa dipakai sehari-hari,” paparnya. (*)