Libur Lebaran, Sleman Tambah Dua Destinasi Wisata Baru

Libur Lebaran, Sleman Tambah Dua Destinasi Wisata Baru

KORANBERNAS.ID,SLEMAN--Dua tahun dalam masa pandemi pariwisata Sleman terus bergerak walau mengalami perlambatan baik usaha pariwisata maupun destinasi-destinasi Sleman. Walau demikian proses dalam upaya pemeliharaan maupun pengembangan destinasi wisata tetap dilakukan untuk memastikan keberlangsungan destinasi wisata agar tetap mampu menarik wisatawan.

Suparmono, Kepala Dinas Pariwisata Sleman menjelaskan dengan keterbatasan yang ada upaya pengembangan tetap diupayakan untuk memperkaya khasanah pariwisata Sleman. Karenanya Dinas Pariwisata bersama  Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY bersepakat untuk membuka 2 Candi lagi setelah sempat tutup mulai awal pandemi.

"Saat ini ada 3 candi yang beroperasional menerima kunjungan wisatawan yaitu Candi Sambisari, Candi Ijo, Candi Banyunibo. Pada Hari ke 2 libur Hari Raya atau Selasa tanggal 3 Mei kami mengoperasionalkan 2 candi lagi yang mempunyai nilai historis yang sangat menarik dan saling berkait satu sama lain dengan retribusi masuk ke masing-masing candi Rp 6.000," kata Suparmono, Rabu (4/5/2022).

Menurut Suparmono, kedua Candi tersebut merupakan Candi Budha yaitu Candi Kalasan dan Candi Sari. Secara lokasi sangat strategis untuk dikunjungi wisatawan, terletak tidak jauh dari ruas Jalan Solo pada kilometre 14 atau hanya sekitar 2 Km sebelah barat Candi Prambanan. 

"Candi Kalasan mulai kami buka tahun ini setelah berkoordinasi dengan Balai BPCB dan telah dinyatakan selesai proses pemugarannya. Harapan kami dari kemegahan situs candi, nilai cerita sejarah, dan juga letaknya yang strategis dapat menjadi tujuan alternatif bagi wisatawan yang berkunjug ke DIY," tutur Suparmono. 

Para pengunjung saat ini sudah dapat masuk ke dalam bangunan Candi, tetapi karena masih masa pandemi, jumlah orang yang masuk dibatasi dan bergantian. Khusus untuk Candi Kalasan pengunjung belum diperbolehkan masuk ke dalam bangunan Candi karena masalah teknis perlindungan situs. 

"Sebenarnya Candi Barong juga ingin dibuka, tetapi karena masih proses pemugaran belum dapat dibuka tahun ini," jelasnya.

Secara terpisah Zaimul Azzah, Kepala Balai BPCB DIY membenarkan bahwa Candi Kalasan telah selesai proses pemugarannya dan dapat dikunjungi untuk penelitian maupun berwisata. Azzah menjelaskan bahwa Candi Kalasan mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh seluruh Candi di Indonesia, yaitu adanya sebuah batu berbentuk setengah lingkaran tepat di depan tangga sisi timur. 

Hal ini sebagai moonstone (batu bulan), yang lazim terdapat di kuil-kuil Budha India Selatan. Keistimewaan lainya adalah bagian dinding luar Candi dilapisi lepa yang disebut bajralepa diartikan sebagai diamond cement sebagai lapisan seperti acian di jaman sekarang.

"Juga berfungsi sebagai pencerah warna batu andesit yang hitam keabuan menjadi putih bersinar.

Candi Kalasan yang diperkiraan oleh para peneliti lebih tua dari Candi Prambanan tersebut merupakan sebuah vihara untuk memuja Dewi Tara yang didirikan sekitar tahun 778 M yang pada perkembangan penelitiannya para arkeolog menghubungkan pendirian vihara dengan Candi Sari sebagai semacam asrama atau tempat tinggal para biksu yang terletak di sisi timur Candi Kalasan dengan jarak ± 500 meter.
 
Candi Kalasan dan Candi Prambanan yang terpaut tidak begitu lama pendirianya menunjukkan bahwa sudah ada tatanan pemerintahan dan sistem sosial kemasyarakatan yang baik, yang terlihat adanya kerukunan beragama dan hidup berdampingan antara penganut agama Budha dan Hindu pada masa itu.  (*)