Lebih dari 800 Ribu Orang Terpapar, TBC Masih jadi Ancaman
KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga saat ini. Merujuk Global TB Report WHO 2021, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi ketiga setelah India dan China. Berdasarkan data tersebut, diestimasikan terdapat 824.000 orang jatuh sakit dan 93.000 jiwa meninggal akibat TBC.
Mengakhiri epidemi TBC menjadi salah satu target penting Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) yang harus dicapai bersama dengan tujuan-tujuan lainnya oleh suatu negara untuk dapat sejahtera dan setara.
"Kita harus melindungi generasi bangsa tidak hanya dari pandemi namun juga tubercolosis," ujar Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan (Menkes) RI, usai penandatanganan pernyataan dukungan Pemda DIY terkait DIY bebas TBC tahun 2030 bersama Kemenkes di Candi Prambanan, Selasa (29/3/2022) malam.
Menurut Budi, Kemenkes berupaya untuk promotif dan intensif dalam penanganan TB. Sebab TB merupakan penyakit yang paling banyak dialami masyarakat.
Kemenkes bekerja keras mendeteksi orang-orang yang terjangkit TB. Hal ini penting karena TB sendiri banyak variannya seperti halnya Covid-19. Diharapkan msyarakat dapat berpartisipasi melakukan pencegahan penyakit. "Kalau itu bisa menjadi gerakan, bukan program pemerintah, itu merupakan keberhasilan mereka,” jelasnya.
Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X, mengungkapkan TBC berpotensi kembali menjadi titik rawan dan mengancam sistem kesehatan yang tengah goyah, dengan korban terbanyak adalah kelompok penduduk miskin dan termarginalisasi.
Pada tahun 2020, jumlah kasus tuberkulosis secara global diperkirakan mencapai 10 juta orang, dan 1,5 juta orang di antaranya meninggal dunia.
"Pembahasan TBC sangat tepat bila dijadikan sebagai tema utama diskusi kesehatan dalam agenda G20 yang salah satunya digelar di DIY," paparnya.
Dengan tema besar Pembiayaan untuk Penanggulangan TB—Mengatasi Disrupsi Covid-19 dan Membangun Kesiapsiagaan Pandemi di Masa Depan" kegiatan tersebut mengiringi peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang diperingati setiap 24 Maret dengan misi utama Berinvestasi untuk Mengakhiri Tuberkulosis, untuk Menyelamatkan Kehidupan.
Kesepakatan untuk menata kembali kesehatan global mutlak diperlukan dan dilakukan bersama. Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan founding father bangsa Indonesia, Soekarno dalam pidatonya di Majelis Sidang Umum ke-15 PBB, 30 September 1960 untuk membangun dunia yang kokoh kuat dan sehat.
“Forum ini hasilnya bermanfaat bagi kelangsungan masa depan peradaban dunia,” paparnya. (*)