Tol Jogja-Bawen Sepanjang 76 Km Selesai 2025

Tol Jogja-Bawen Sepanjang 76 Km Selesai 2025

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Pembangunan ruas jalan tol yang menghubungkan Jogja-Bawen sejauh 76 Km, resmi dimulai. PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), menandai dimulainya pembangunan dengan ground breaking atau pemasangan patok perdana di Dusun Sanggrahan Desa Tirtoadi Mlati, Kamis (29/3/2022).

Peletakan patok perdana disaksikan Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara Basuki Purwadi, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Triono Junoasmono, Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur serta Direktur Utama PT JJB Oemi Vierta Moerdika.

Dirjen mengatakan, pemasangan patok perdana ini menandai dimulainya kegiatan konstruksi Jalan Tol Jogja-Bawen. Setelah ini akan dilanjutkan pembangunan seksi 1 sepanjang 8,5 km menghubungkan Yogyakarta-Banyurejo Tempel.

“Kita mulai sembari menunggu untuk seksi-seksi berikutnya selesai dalam urusan pembebasan lahan. Sejauh ini, untuk Seksi 1 sudah 93 persen,” kata Hedy, Kamis (29/3/2022).

Pembangunan jalan tol Jogja-Bawen akan menghubungkan ruas Tol Trans Jawa dan Ruas Tol Jawa Selatan yakni Solo-Jogja-YIA. Proyek ini juga akan meningkatkan konektivitas sejumlah lokasi wisata dan industri prioritas di wilayah DIY dan Jateng.

Harapannya, dengan dibangunnya tol ini, ke depan akan memberi dampak yang besar dan memperkuat posisi DIY sebagai hub utama kegiatan ekonomi di selatan Jawa. Pembangunan jalan tol ini, diharapkan juga akan membuka kesempatan ekonomi baru di sepanjang koridor tol.

“Kami bekerja cepat, dengan kerja sama yang baik dari semua pemangku kepentingan baik di daerah maupun pusat. Semoga semua bisa berjalan sesuai rencana dan benar-benar akan mendorong perekonomian di sekitarnya,” lanjutnya.

Diakui, pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki tantangan yang cukup tinggi karena tetap harus menjaga daerah heritage dan kelestarian lingkungan, trase yang melewati potensi gempa, sungai lahar dingin hingga wilayah mata air yang harus dijaga.

“Dalam membangun jalan tol ini kita harus cepat, tapi juga tetap harus menjaga kualitas mutu, memastikan keselamatan konstruksi hingga menggunakan produk-produk dalam negeri. Kita percaya pembangunan jalan tol ini dapat meningkatkan peran kota Yogyakarta sebagai hub perkembangan ekonomi di Jawa bagian Selatan,” kata Hedy.

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki total panjang 75,82 Km dengan periode konsesi selama 40 tahun dan nilai investasi sebesar Rp 14,26 triliun. Jalan tol ini akan melintasi Provinsi Jawa Tengah sepanjang 68,17 Km dan DIY sepanjang 7,65 Km.

Dirut Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), Basuki Purwadi mengatakan, seiring dengan pembangunan konstruksi di Seksi 1, proses pembebasan lahan untuk jalan tol Jogja-Bawen yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, terus berjalan.

LMAN selaku pendana untuk pembebasan lahan, akan mengawal penuh proses pembebesan lahan, baik milik warga maupun milik pemerintah daerah.

Untuk Seksi 1, pembebasan lahan sudah mencapai 93 persen. Namun capaian ini terus bergerak atau bertambah. Sisa sekitar 7 persen lahan, katanya, sebagian besar adalah lahan-lahan khusus seperti tanah kas. Proses pembebasan tanah kas, katanya, memang lebih panjang karena perlu pengadaan lahan pengganti.

Ya prosesnya lebih panjanglah. Beda dengan tanah milik warga. Asal dokumen lengkap langsung bisa dicairkan. Tapi secara umum tidak masalah. Kita optimistis semua pembebasan lahan bisa segera selesai. Demikian juga untuk Seksi 2 dan seterusnya,” kata Basuki.

Pembebasan lahan untuk proyek tol Jogja-Bawen, katanya, didanai APBN melalui LMAN. Secara persentase Seksi 1 sudah 93 persen. Pencapaian ini, kata Basuki, menunjukkan kerja sama dan koordinasi pemerintah daerah dan pemerintah pusat berjalan dengan baik.

“Pagi tadi sebelum acara ini pun, proses pencairan terus berjalan. Jadi angka 93 persen itu berjalan ya. Tidak berhenti,” tambahnya.

Oemi Vierta Moerdika menjelaskan, dalam pembangunannya, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dibagi 6 seksi yaitu Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 Km, Seksi 2 Banyurejo- Borobudur sepanjang 15,26 Km, Seksi 3 Borobudur-Magelang sepanjang 8,08 Km, Seksi 4 Magelang- Temanggung sepanjang 16,46 Km, Seksi 5 Temanggung-Ambarawa sepanjang 22,56 Km dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen sepanjang 5,21 Km.

“Hingga saat ini, progres pembebasan lahan untuk Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 Km telah mencapai 92,28 persen. Sedangkan, progres pembebasan lahan untuk keseluruhan Seksi 1 sampai Seksi 6 adalah sebesar 10,45 persen,” ujar Oemi.

Sesuai dengan target dan prioritas pembangunan di proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, proses konstruksi akan dimulai segera di Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo yang ditargetkan rampung pada Kuartal IV Tahun 2023. Seksi 1 ditargetkan mulai beroperasi di awal tahun 2024 yang akan terhubung dengan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport di Junction Sleman.

Oemi menambahkan, jika pembebasan lahan sesuai dengan target, maka prioritas konstruksi selanjutnya adalah Seksi 2 Banyurejo- Borobudur, Seksi 3 Borobudur-Magelang dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen yang ditargetkan selesai pada Kuartal II Tahun 2024.

“Seksi 2 dan Seksi 3 nantinya akan terhubung dengan Seksi 1 yang telah beroperasi terlebih dahulu. Sedangkan untuk Seksi 6 juga akan diprioritaskan karena lahan lebih siap di wilayah Bawen yang terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Solo, serta juga dikelola oleh anak usaha Jasa Marga, PT Trans Marga Jateng,” tambahnya.

Sementara itu konstruksi untuk Seksi 4 Magelang-Temanggung dan Seksi 5 Temanggung-Ambarawa direncanakan rampung pada Kuartal IV Tahun 2024 yang akan melengkapi pengoperasian Jalan Tol Yogyakarta-Bawen secara penuh.

Hal ini menyesuaikan dengan rencana alokasi dana pembebasan lahan dari Pemerintah serta menimbang kondisi medan yang berupa perbukitan sehingga harus dilakukan pembangunan tunnel atau terowongan sepanjang 500 meter di Seksi 5.

“Menindaklanjuti arahan Menteri PUPR terkait aspek menjaga kelestarian lingkungan hidup, maka pada Seksi 5 kami membangun konstruksi tunnel/terowongan yang menembus wilayah perbukitan, berlokasi di STA 20+300 sampai dengan STA 20+800. Tidak hanya itu, kami juga membangun konstruksi elevated sepanjang 4,4 Km di atas Selokan Mataram yang merupakan cagar budaya Yogyakarta,” jelas Oemi.

Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan rasa bahagia dan bangganya atas sejarah groundbreaking jalan tol pertama di DIY. Harapannya, dengan dibangunnya jalan tol penghubung DIY, Jawa Tengah dan daerah sekitarnya di Pulau Jawa, akan memperlancar transportasi barang, logistik maupun penumpang.

“Sehingga kita bisa memanfaatkan Bandara Yogyakarta International Airport dengan optimal serta destinasi wisata di DIY juga dapat dikunjungi dengan mudah oleh masyarakat. Kita berharap, jalan tol ini juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat, karena dengan adanya jalan tol akan lebih mudah, cepat dan efisien,” ujar Aji. (*)