Dukung Pertumbuhan Bisnis Online, Layanan JNE Kini Tak Ada Matinya

Dukung Pertumbuhan Bisnis Online, Layanan JNE Kini Tak Ada Matinya

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Gudang seluas 917 meter persegi di Dawang RT 12 Jalan Parangtritis km 11 Manding Sabdodadi Bantul itu terlihat semarak. Senin (31/1/2022), PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) meresmikan pemanfaatan gudang ini sebagai smart poin, untuk menambah kapasitas gudang sekaligus titik layanan di Bantul. Fasilitas ini meningkatkan kapasitas dan menunjang kegiatan operasional serta memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan.

Smart point ini merupakan pengembangan dari JNE Cabang Bantul yang semula berlokasi di Jalan Wachid Hasyim No 19 Ringinharjo Bantul. Pada awal didirikan 2018, lokasi kantor dan warehouse masih dalam satu lokasi.

Tapi kini, JNE Bantul memiliki dua gedung yang difungsikan sebagai kantor, sales counter dan warehouse. Untuk lokasi kantor JNE Bantul berada di Jalan Imogiri Km  8,5 Demangan Pleret Bantul sedangkan smart point di Manding difungsikan sebagai warehouse. Kedua lokasi ini dilengkapi sales counter sehingga dapat melayani transaksi pengiriman.

Kepala Cabang JNE Yogyakarta, Adi Subagyo, mengatakan penambahan jaringan maupun perluasan gedung ini bertujuan agar pelanggan semakin mudah dalam menjangkau titik layanan JNE. Hingga Januari 2022 jaringan JNE di DIY berjumlah 147. Sebanyak 37 di antaranya berada di Kabupaten Bantul. “Itu artinya hampir ada dua sales counter JNE di setiap kecamatan, karena Bantul memiliki 17 Kecamatan dan 75 kelurahan,”kata kata Adi, Senin (31/1/2022).

Adi mengatakan, pengembangan ini merupakan salah satu upaya JNE memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan secara konsisten. Ia berharap, keberadaan smart point JNE Bantul ini akan berdampak baik untuk pelayanan. Yaitu dengan mengakomodir kebutuhan mitra sales counter yang berada di kelurahan, sehingga pick up paket dari sales counter dapat dilakukan lebih cepat dan langsung diproses pengiriman baik via darat maupun udara.

Head Regional Jateng-DIY JNE, Marsudi, mengungkapkan peresmian smart poin di Bantul ini menjadi bagian awal dari strategi JNE secara nasional. Perusahaan akan mendorong layanan pick up point 24 jam setiap harinya. Di Jateng dan DIY, strategi ini akan diwujudkan melalui pembukaan layanan smart poin secara besar-besaran hingga ke tingkat kelurahan.

JNE menargetkan seluruh desa di Jateng dan DIY sudah bisa menikmati layanan smart poin 24 jam sehari di tahun 2022 ini. Salah satu caranya, adalah dengan menggandeng gerai-gerai mitra yang ada di desa-desa.

“Kami melihat bisnis online sudah berkembang sedemikian rupa. Transaksi online bisa terjadi kapan pun. Bisa pagi, siang, sore, malam hari, dan bahkan tengah malam atau dini hari. Sebagai penyedia layanan ekspedisi, tentu kami harus menyikapi perkembangan ini juga dengan memberikan layanan kapanpun. Layanan 24 jam setiap hari ini, harapannya akan membantu customer untuk mempercepat dan memperbesar bisnis mereka ke depannya,” kata Marsudi.

Keberadaan smart poin akan ditunjang dengan layanan pick up yang juga 24 jam, ibarat tidak ada matinya. Tim JNE, kata Marsudi, siap menjemput paket dari rumah customer serta mengirimkannya ke alamat tujuan. Layanan pick up 24 jam ini berlaku secara nasional, tanpa syarat tertentu. Artinya berapapun volume paket yang akan dikirimkan, akan tetap dijemput petugas JNE tanpa tambahan biaya.

“Syaratnya hanya satu, kalau sudah disepakati akan diambil jam berapa, ya jangan ditinggal tidur. Kami juga terus mengedukasi masyarakat atau customer, kalau pengirimannya sudah 24 jam, harapannya penerimanya juga bisa 24 jam. Misalnya penerima tinggal di perumahan, ya setidaknya bisa diterima sekuriti. Sementara kalau customer penerima tinggal di luar perumahan, kami sangat berharap bisa diantar langsung ke rumah,” kata Marsudi.

Dikatakan, layanan baru ini merupakan pengembangan dari layanan pick up yang sudah diberikan sebelumnya. Marsudi mengatakan, sejak pandemi Covid-19, pihaknya memperkuat layanan penjemputan barang atau paket kiriman ke masyarakat.

Hal ini dilakukan, salah satunya sebagai bagian dari upaya mendukung kebijakan PPKM yang ditetapkan pemerintah, sekaligus mendukung para pelaku bisnis khususnya UMKM untuk tetap bisa beraktivitas di tengah keterbatasan.

Ya dengan strategi ini, alhamdulillah tahun lalu meski pandemi, bisnis kami masih tumbuh 30 persen. Secara nasional, kami bisa mengirimkan paket sekitar 1,5 juta setiap harinya. Dengan strategi pick up dan delivery 24 jam sehari ini, kami berharap pasar kami tumbuh 30 persen lagi tahun ini,” katanya.

Sugeng Handoko selaku Penggerak Desa Wisata Nglanggeran, yang berada di Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul mengaku sangat terbantu dengan layanan pick up dari JNE.

Sugeng yang berhasil membawa Desa Wisata Nglanggeran menjadi desa wisata terbaik di dunia tahun 2021, mengakui sulitnya mengembangkan sebuah desa wisata di tengah pembatasan aktivitas masyarakat karena pandemi Covid-19.

Desa wisata Nglanggeran yang biasanya ramai dengan wisatawan, tiba-tiba sepi tanpa pengunjung. Akses menuju desa wisata ini juga ditutup, guna mencegah penyebaran Covid-19.

Ketika kunjungan wisatawan nihil, dampaknya juga langsung dirasakan oleh pelaku UMKM di desa tersebut. Pemilik penginapan, pemilik warung, hingga masyarakat yang memproduksi aneka penganan berbahan kakao khas Nglanggeran juga terimbas. Semua tanpa hasil atau pemasukan.

Sugeng Handoko, Andy dan Marsudi saat hadir dalam Webinar JNE Bersama UMKM untuk Indonesia bertema Peluang UMKM Pasca Pandemi, Kamis (20/1/2022). (warjono/koranbernas.id)

“Kami bersama pengurus terus memutar otak. Kita tidak bisa membiarkan desa wisata yang kami rintis dan bangun bersama masyarakat ini mati. Akhirnya ketemu konsep virtual tour. Kami menjaring wisatawan yang ingin tour ke Nglanggeran secara virtual. Kami ajak mereka melihat cara membuat penganan berbahan kakao. Kami ajak mereka berkeliling desa melihat potensi yang ada. Ketika mereka ingin merasakan penganannya, kami bisa kirimkan. Kami memiliki lima varian minuman berbahan kakao. Warga kami juga sudah bisa membuat cokelat batangan dan penganan pisang sale cokelat yang sangat digemari. Saking larisnya, kami harus mendatangkan bahan baku pisangnya dari desa sebelah,” kata Sugeng dalam suatu kesempatan webinar akhir Januari 2022 silam.

Inovasi ini, kata Sugeng, ternyata cukup berhasil. Tidak sedikit warga luar daerah yang tertarik mencoba konsep virtual tour. Di antara mereka, juga banyak yang penasaran dan kepingin mencoba penganan dari Nglanggeran."Di sinilah kami kemudian bersinergi dan berkolaborasi dengan perusahaan ekspedisi. Warga kami tidak perlu ke Wonosari, ke Piyungan atau ke Sambipitu untuk mengirimkan paket. Kami tinggal menghubungi JNE, petugas mereka akan datang ke Nglanggeran untuk menjemput paket yang akan kami kirimkan ke customer. Bahkan, tidak sedikit yang repeat order. Mereka membeli lagi produk kami,” lanjut Sugeng senang.

Bagi Sugeng, pandemi Covid-19 yang awalnya menjadi ancaman, dalam perkembangan justru menjadi pintu bagi hal-hal positif untuk pengembangan Desa Wisata Nglanggeran. Masa sulit selama pandemi, memberikan waktu kepada pengurus dan pengelola untuk rehat dan merumuskan inovasi baru.

Kesempatan sepinya pengunjung juga dimanfaatkan untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk salah satunya perusahaan ekspedisi JNE.

“Kalau tidak ada pandemi, mungkin kami masih sibuk dengan rutinitas keseharian dan tidak memikirkan hal-hal baru dan inovasi baru. Pandemi menyadarkan kami, bahwa inovasi sangat penting. Kami menargetkan paling lama tiga tahun sekali harus ada inovasi, agar customer dan publik selalu penasaran dengan Nglanggeran dan akan datang lagi ke sini,” lanjutnya.

Pengalaman serupa dialami Andy, owner Kenandy Journal Leather. Sosok yang mengaku hobi menulis sejak dulu ini, bersama istrinya yang punya hobi sama, mendirikan Kenandy. Produknya adalah catatan atau buku harian dengan cover atau sampul kulit sapi.

Memiliki sejumlah gerai termasuk di Bandara Adisutjipto Yogyakarta dan galeri utamanya di Prambanan, usaha ini sempat berhenti tiga bulan saat awal pandemi Covid-19 melanda. Seluruh karyawan terpaksa dirumahkan.

Bersama istrinya, Andy lantas berinovasi. Mereka tetap berkarya. Yang mereka tulis kemudian lebih banyak hal-hal praktis terkait dengan mengisi waktu saat pandemi, sekaligus sebagai jurnal terapi di tengah pandemi.

Pandemi juga menyadarkan Andy untuk mulai merambah dan serius menggarap pasar online. Ketika pasar online mulai berkembang, maka jasa layanan ekspedisi sudah pasti menjadi rekanan yang penting.

“Selain pelayanan yang baik, berbagai promo yang diberikan perusahaan ekspedisi sudah tentu sangat membantu UMKM seperti kami,” kata Andy yang mengaku menjadi pelanggan setia JNE.

Marsudi mengakui, UMKM menjadi entitas bisnis dengan berbagai tantangan dan keunikan masing-masing. Tapi secara umum, lantaran masih terbatas dalam permodalan, pengusaha UMKM memerlukan perputaran bisnis yang cepat serta kepastian dalam proses dan pembayaran.

Melihat hal ini, pihaknya sebagai rekanan selama ini terus berinovasi untuk dapat mendukung perkembangan bisnis UMKM di Indonesia. Selain layanan pick up dan delivery 24 jam, JNE juga meluncurkan layanan free penyimpanan atau pergudangan.

“Biasanya kawan-kawan reseller kalau orderan sudah mulai ramai, barangnya sampai numpuk di ruang tamu, di kamar dan sebagainya. Nah, kami ada layanan pergudangan yang sudah tersistem. Barangnya bisa dititipkan di kami. Kami bantu untuk penyimpanan hingga pelaporan detail barang mana yang laku, laku seberapa banyak dan sebagainya. Semua gratis. Kami hanya memungut pembayaran saat pengiriman saja. Kami ingin semaksimal mungkin bisa berperan dalam perkembangan pelaku UMKM. Bagi kami sangat penting, bagaimana mereka bisa menjual barangnya dengan baik, pengiriman atau ekspedisinya baik, kemudian barangnya diterima juga dengan baik dan aman,” kata Marsudi. (*)