Kurikulum Merdeka Bukan Dinilai Gebyarnya
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) "Mandiri" yang berlokasi di Dusun Karen Tirtomulyo Kretek Bantul menggelar lokakarya peninjauan kurikulum Tahun Ajaran 2022/2023. Acara dilanjutkan dengan workshop kurikulum merdeka, Senin (3/7/2023) pagi hingga sore hari.
Workshop diikuti 25 peserta terdiri para tutor PKBM Mandiri dengan dua narasumber yakni Rohmat Nurhadi SPd dari Forum Tutor DIY dengan materinya Asesmen Pembelajaran dan Nur Fitriana MA dari Balai Besar Guru Penggerak DIY Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan materi Pembelajaran Berdiferensial.
"Tahun ajaran 2023/2024 PKBM Mandiri menggunakan kurikulum mandiri berubah artinya kami sudah mulai menggunakan kurikulum merdeka. Tahun 2022/2023 kami masih menggunakan kurikulum mandiri belajar atau masih sama dengan kurikulum 13," kata Yuli Sutanta AMd, pengelola PKBM Mandiri, kepada koranbernas.id di lokasi.
Penerapan kurikulum merdeka tentu saja harus dibarengi dengan perubahan mindset para tutor sehingga mereka diberi pembekalan termasuk dengan workshop agar pembelajaran berjalan sesuai yang diharapkan. Yakni bagaimana siswa memiliki profil Pancasila. Ada enam elemen dalam profil pelajar Pancasila, yaitu berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, mandiri, bergotong rotong, bernalar kritis dan kreatif.
Nur Fitriana mengatakan tahun 2024 kurikulum merdeka telah ditetapkan menjadi kurikulum nasional. Pada tahun ajaran sebelumnya masih ada tiga pilihan yakni K13, kurikulum darurat dan kurikulum merdeka.
"Yang diharapkan esensinya bukan pada administrasinya tapi bagaimana perubahan paradigma mengajar yang memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk improvisasi kreativitas dan bagaimana mereka memecahkan masalah," katanya.
Untuk administrasinya sudah disediakan tinggal diunduh di platform merdeka mengajar secara gratis.
Nur Fitriana menambahkan dalam kurikulum merdeka belajar bukan dinilai gebyarnya saat panen karya. Namun bagaimana proses peserta didik dalam mewujudkan tema projek pembelajaran yang mereka pilih. Di mana ada nilai nilai dari elemen profil pelajar Pancasila yang terbangun.
"Karena ada miskonsepsi seolah jika semakin besar panggung acaranya semakin meriah maka dianggap lebih sukses. Padahal bukan itu tujuan kurikulum merdeka. Namun bagaimana guru memberikan keleluasan kepada peserta didik melakukan improvisasi kreativitas dan bagaimana mereka saat memecahkan masalah," katanya.
Maka perlu dilakukan pembelajaran berdiferensiasi. Yakni teknik instruksional atau pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai kebutuhan mereka.
Strategi Pembelajaran berdiferensiasi ada tiga yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. (*)